Tokoh.co.id – Winston Churchil terlahir sebagai Winston Leonard Spencer Churchill, seorang tokoh penting dalam sejarah Inggris dan dunia, dikenang sebagai pemimpin karismatik, orator ulung, dan penulis terampil. Lahir pada 30 November 1874 di Blenheim Palace, Oxfordshire, dan meninggal pada 24 Januari 1965 di London, Churchill memainkan peran kunci sebagai Perdana Menteri Inggris selama masa-masa terberat Perang Dunia II. Dikenal akan kecerdasannya, kegigihan, dan semangatnya yang tak pernah padam, Churchill membawa Inggris melalui tantangan berat dengan kata-kata yang menginspirasi dan tindakan yang tegas. Kehidupannya, penuh dengan prestasi dan tantangan, menggambarkan sebuah era penting dalam sejarah dunia.
Sekilas Tentang Tokoh Winston Churchil
Winston Churchill adalah simbol ketangguhan dan kepemimpinan. Dengan karier politik yang mencakup lebih dari setengah abad, Churchill menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris selama dua periode, dari 1940 hingga 1945 dan 1951 hingga 1955. Dia adalah sosok yang menonjol di panggung dunia, terutama selama Perang Dunia II, di mana kepemimpinannya dan pidato-pidatonya menjadi sumber inspirasi dan keberanian bagi banyak orang.
Sebagai seorang penulis, Churchill menorehkan prestasi yang luar biasa dengan memenangkan Hadiah Nobel dalam Sastra pada tahun 1953, pengakuan atas karya-karyanya yang melimpah. Selain itu, ia juga merupakan pelukis yang berbakat, menciptakan banyak karya seni sepanjang hidupnya.
Dilahirkan dalam keluarga aristokrat, Churchill memiliki latar belakang yang unik yang memengaruhi pandangannya terhadap politik dan kepemimpinan. Meskipun menghadapi kesulitan dalam masa kecil dan pendidikan, ia berhasil mengatasi hambatan tersebut dan membangun fondasi untuk karier politik yang cemerlang. Pemikirannya yang tajam, keberanian dalam menghadapi kritik, serta kemampuan berbicaranya yang memukau menjadikannya salah satu tokoh terpenting dalam sejarah Inggris dan dunia.
Kehidupan Awal dan Keluarga Winston Churchil
Winston Churchill lahir dalam keluarga Spencer-Churchill, yang merupakan bagian dari aristokrasi Inggris. Ayahnya, Lord Randolph Churchill, merupakan keturunan langsung dari John Churchill, Adipati Marlborough pertama, seorang tokoh militer terkemuka. Ibunya, Jennie Jerome, adalah putri dari seorang financier dan penggemar balap kuda asal New York, Leonard W. Jerome. Latar belakang keluarganya yang berpengaruh memberi Churchill akses ke lingkaran sosial dan politik elit sejak dini.
Masa kecil Churchill tidak selalu bahagia. Ia sering merasa kesepian dan terabaikan oleh orang tuanya yang sibuk dengan kehidupan sosial dan politik mereka. Keterikatan emosional terdekat Churchill adalah dengan pengasuhnya, Mrs. Everest, yang memberinya kasih sayang dan perhatian yang dia butuhkan.
Keluarga Churchill terlibat dalam kegiatan politik dan sosial yang tinggi, memberikan Winston pandangan awal tentang pentingnya kepemimpinan dan politik. Meski sering merasa terisolasi dari orang tuanya, Churchill sangat mengagumi ayahnya. Dia melihat Lord Randolph sebagai sosok yang kuat dan pengaruh besar dalam kehidupannya, meskipun cinta dan penghargaan ini tampaknya tidak sepenuhnya dibalas.
Pendidikan awal Churchill diwarnai oleh tantangan. Dia sering berganti sekolah dan mengalami kesulitan akademis, tetapi ini tidak menghentikan perkembangan minatnya dalam berbagai bidang. Dari awal, Churchill menunjukkan ketertarikan pada sejarah militer, hal yang akan membentuk banyak keputusannya di masa depan.
Di tengah kehidupan keluarga yang tidak konvensional ini, Churchill mulai mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang akan menandainya sepanjang hidupnya: ketahanan, kemandirian, dan keinginan untuk mengejar jalan yang tidak biasa. Meskipun sering berpindah-pindah dan mengalami tantangan di rumah, Churchill mempertahankan semangat untuk mencapai sesuatu yang besar, didorong oleh keinginan untuk mendapatkan pengakuan dan cinta dari orang tuanya, khususnya ayahnya.
Kehidupan awal dan keluarga Churchill memberikan konteks penting untuk memahami karakter dan motivasi pribadinya. Dari awal yang sulit, dia menarik kekuatan dan inspirasi yang akan membimbingnya melalui tantangan pribadi dan profesional di kemudian hari. Kesepiannya sebagai anak, hubungan yang rumit dengan orang tuanya, dan pengalaman awal di lingkungan aristokratik semuanya membentuk individu yang akan menjadi salah satu pemimpin paling berpengaruh di abad ke-20.
Masa Kecil dan Pendidikan Winston Churchil
Masa kecil Winston Churchill dipenuhi dengan tantangan dan kesulitan. Lahir dua bulan prematur, Churchill memulai kehidupannya dengan menghadapi rintangan. Dia dibesarkan lebih banyak oleh pengasuhnya, Mrs. Everest, yang menjadi figur keibuan bagi Churchill, daripada oleh orang tuanya yang sering absen karena keterlibatan mereka dalam kehidupan sosial dan politik.
Churchill tidak menunjukkan prestasi akademis yang menonjol selama masa sekolahnya. Pendidikannya dimulai di St. George’s School di Berkshire, diikuti oleh sekolah persiapan yang dijalankan oleh Misses Thomson, dan kemudian di Harrow School. Di Harrow, Churchill lebih tertarik pada mata pelajaran non-akademis seperti berkuda dan berenang. Ia juga menunjukkan bakat dalam menulis puisi dan minat yang mendalam dalam sejarah militer, yang kelak menjadi fondasi karier politik dan militernya.
Meskipun ia mengalami kesulitan dalam studi formal, Churchill terkenal dengan kecerdasannya dan kemampuan berpikir yang independen. Gagasan dan pendekatan tidak konvensionalnya seringkali bertentangan dengan metode pengajaran tradisional, menyebabkan ia sering dianggap sebagai murid yang bermasalah.
Setelah beberapa usaha, Churchill berhasil lulus ujian masuk ke Royal Military Academy, Sandhurst. Ini merupakan titik balik dalam hidupnya; di Sandhurst, ia mengambil pendekatan yang lebih serius terhadap studinya dan lulus dengan peringkat yang mengesankan. Pengalaman di Sandhurst tidak hanya memperkuat keterampilan militernya tetapi juga membentuknya sebagai pemimpin dan strategis.
Churchill menghadapi tantangan yang serupa dengan banyak anak muda pada masanya – tekanan untuk menyesuaikan diri dengan harapan masyarakat dan keluarga. Namun, ia menunjukkan kemampuan untuk beradaptasi dan bertahan dalam menghadapi kesulitan. Ini merupakan sifat yang akan sangat berguna dalam karier politik dan militernya.
Kesulitan dalam pendidikan dan masa kecilnya juga mengajarkan Churchill pentingnya ketekunan dan kerja keras. Pengalamannya di sekolah dan akademi militer membuktikan bahwa meskipun menghadapi kegagalan awal, kegigihan dan komitmen dapat mengarah pada keberhasilan. Kualitas-kualitas ini, bersama dengan kecerdasan alaminya, membantunya mengatasi rintangan dan membentuk landasan untuk prestasi yang akan ia capai di kemudian hari.
Secara keseluruhan, masa kecil dan pendidikan Winston Churchill penuh dengan pelajaran dan pengalaman yang membentuk karakter dan pemikirannya. Dari kesulitan dalam studi hingga keberhasilan di Sandhurst, setiap tahap memberikan kontribusi penting dalam membentuk pemimpin dan negarawan yang akan diingat oleh dunia.
Awal Karir Winston Churchil
Karir awal Winston Churchill diawali dengan keberhasilannya masuk ke dalam dunia politik Inggris. Setelah lulus dari Royal Military Academy Sandhurst, Churchill segera memasuki arena politik. Pada tahun 1900, ia terpilih menjadi anggota Parlemen dari Partai Konservatif, memulai karir politiknya yang panjang dan beragam.
Dalam beberapa tahun pertama di Parlemen, Churchill menunjukkan kemampuannya sebagai orator yang kuat dan pemikir yang independen. Ia tidak takut menyuarakan pandangannya, bahkan jika itu berarti menentang pendapat umum atau partainya sendiri. Sikap ini, meskipun membuatnya kontroversial, juga menonjolkan karakternya sebagai pemimpin yang berprinsip dan berani.
Pada 1908, Churchill menjadi bagian dari Kabinet sebagai Presiden Dewan Perdagangan, menandai awal dari keterlibatan yang lebih serius dalam pemerintahan. Namun, karirnya tidak selalu mulus. Churchill mengalami naik turun, termasuk dua kali berganti partai, yang pada waktu itu dianggap sebagai langkah politik yang berisiko. Selama periode ini, ia sering merasa karirnya sebagai politisi telah gagal, tetapi ketekunan dan kemampuannya untuk menghadapi tantangan membawanya kembali ke pusat panggung politik Inggris.
Churchill, dalam fase awal kariernya, tidak hanya terlibat dalam politik domestik tetapi juga dalam urusan internasional. Pengalaman militer yang didapatnya di Sandhurst dan partisipasinya dalam berbagai kampanye militer, termasuk di Sudan dan di Afrika Selatan selama Perang Boer, memberinya wawasan unik dalam masalah pertahanan dan strategi internasional. Pengalaman-pengalaman ini sangat mempengaruhi pandangannya dalam debat politik dan memperkuat reputasinya sebagai ahli strategi militer.
Pada tahun 1911, Churchill diangkat menjadi Menteri Kelautan, posisi yang memainkan peran penting dalam mempersiapkan Angkatan Laut Inggris untuk Perang Dunia I. Selama masa jabatannya, ia menerapkan beberapa reformasi yang meningkatkan efisiensi dan kesiapan militer. Namun, keterlibatannya dalam kampanye Gallipoli, yang berakhir dengan kegagalan, menodai reputasinya dan menyebabkan dia sementara waktu mengundurkan diri dari jabatan politik.
Meskipun menghadapi kritik keras dan kejatuhan politik, Churchill tidak pernah kehilangan minat atau keterlibatannya dalam urusan publik. Selama tahun-tahun ketika dia berada di luar pemerintahan, dia tetap aktif dalam debat politik dan terus menulis. Kegigihannya dalam menghadapi kegagalan dan kemampuannya untuk bangkit kembali menjadi ciri khas kariernya.
Perjalanan politik Churchill pada awal abad ke-20 menunjukkan keberaniannya dalam mengambil keputusan dan kemampuannya untuk belajar dari kesalahan. Meskipun seringkali kontroversial, ia berhasil mempertahankan relevansinya dalam politik Inggris, menyiapkan panggung untuk perannya yang paling bersejarah sebagai Perdana Menteri selama Perang Dunia II.
Peristiwa Penting Winston Churchil
Peran Winston Churchill selama Perang Dunia II merupakan salah satu peristiwa paling penting dalam karirnya dan sejarah dunia. Pada Mei 1940, ketika Inggris menghadapi ancaman invasi Nazi, Churchill diangkat menjadi Perdana Menteri. Di bawah kepemimpinannya, Inggris mempertahankan sikap tegas terhadap Jerman Nazi, sebuah keputusan yang membentuk jalannya perang.
Kepemimpinan Churchill selama periode ini ditandai oleh keberanian dan keteguhan hati. Ia berhasil menginspirasi rakyat Inggris melalui pidato-pidatonya yang kuat dan penuh semangat, yang membantu meningkatkan moral bangsa di saat yang paling gelap. Pidatonya seperti “We shall fight on the beaches,” “Their Finest Hour,” dan “Blood, Toil, Tears, and Sweat” menjadi ikonik dan sering dikutip sebagai contoh kepemimpinan dalam krisis.
Selama perang, Churchill juga memainkan peran penting dalam membangun dan mempertahankan aliansi dengan Amerika Serikat dan Uni Soviet. Hubungannya dengan pemimpin seperti Franklin D. Roosevelt dan Joseph Stalin membantu memastikan kerja sama strategis yang penting bagi usaha perang Sekutu. Churchill memahami pentingnya kerjasama internasional dan diplomasi dalam menghadapi ancaman global.
Selain keterampilan politik dan kepemimpinannya, Churchill juga dikenal karena keputusan-keputusannya yang berani dalam strategi militer. Meskipun tidak selalu sukses, keberaniannya untuk mengambil risiko dalam situasi sulit sering kali membawa hasil yang signifikan.
Selain perannya dalam Perang Dunia II, Churchill juga terlibat dalam pembentukan peta pasca-perang Eropa. Ia adalah salah satu tokoh kunci dalam Konferensi Yalta dan Potsdam, di mana dia membantu menentukan struktur politik dan geografis Eropa setelah kejatuhan Nazi. Konsep “Iron Curtain” yang ia perkenalkan dalam pidatonya di Fulton, Missouri, menjadi penanda awal Perang Dingin.
Dalam menangani krisis yang dihadapi Inggris selama Perang Dunia II, Churchill tidak hanya bergantung pada kekuatan militer, tetapi juga pada kekuatan kata-kata dan diplomasi. Pidatonya yang terkenal, “Never was so much owed by so many to so few,” menghormati keberanian dan pengorbanan pilot RAF selama Pertempuran Britania, menggalang dukungan publik dan meningkatkan semangat para pejuang. Cara dia memanfaatkan media dan komunikasi untuk memobilisasi dukungan nasional dan internasional merupakan contoh klasik penggunaan retorika dalam kepemimpinan.
Selain perannya dalam perang, Churchill juga memiliki visi untuk pasca-perang. Dia mendorong pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa, berharap untuk mencegah konflik global di masa depan. Meskipun dia kalah dalam pemilihan umum pasca perang, pandangannya tentang tata dunia baru sangat mempengaruhi pembentukan tatanan internasional pasca-Perang Dunia II.
Pada tahun-tahun setelah perang, Churchill terus berpengaruh dalam politik Inggris dan internasional. Dia kembali menjadi Perdana Menteri pada tahun 1951, menyoroti ketahanannya sebagai politisi. Selama periode ini, dia memainkan peran penting dalam mengelola transisi Inggris dari kekaisaran menjadi kekuatan global yang lebih modern.
Selain peran pentingnya dalam Perang Dunia II, Winston Churchill juga memainkan peran dalam sejarah pembentukan negara Israel. Sebagai pendukung kuat Zionisme, Churchill mendukung ide pembentukan “Tanah Air Yahudi” di Palestina, sesuai dengan Deklarasi Balfour 1917. Meskipun menghadapi tantangan yang kompleks akibat tekanan dari berbagai pihak, termasuk komunitas Arab dan internasional, Churchill tetap konsisten dalam mendukung aspirasi Zionis. Posisi dan kebijakannya sebagai Perdana Menteri Inggris dalam masa-masa krusial pasca Perang Dunia II memberikan dorongan bagi gerakan Zionis dan akhirnya membuka jalan bagi pembentukan negara Israel pada tahun 1948. Perannya dalam proses ini merupakan aspek penting dari kontribusinya dalam diplomasi internasional, menunjukkan kemampuannya dalam mengelola isu geopolitik yang kompleks dan berpengaruh di panggung dunia.
Pencapaian Winston Churchil
Pencapaian Winston Churchill mencakup berbagai aspek, mulai dari politik dan militer hingga sastra dan seni. Dalam karier politiknya yang panjang, Churchill menonjol sebagai seorang negarawan, pemimpin, dan diplomat. Salah satu pencapaiannya yang paling signifikan adalah kepemimpinannya selama Perang Dunia II, di mana ia tidak hanya memimpin Inggris melalui salah satu periode paling sulit dalam sejarahnya, tetapi juga memainkan peran kunci dalam membentuk strategi Sekutu.
Churchill dikenal sebagai orator yang ulung, dengan kemampuannya untuk menyampaikan pidato yang menginspirasi dan memotivasi. Pidato-pidatonya selama perang, termasuk “We shall fight on the beaches” dan “Their Finest Hour,” tidak hanya meningkatkan moral rakyat Inggris tetapi juga menginspirasi perjuangan global melawan fasisme.
Sebagai penulis, Churchill memperoleh penghargaan tinggi, termasuk Hadiah Nobel dalam Sastra pada tahun 1953 untuk karya sejarah dan biografinya, terutama seri “The Second World War” dan “A History of the English-Speaking Peoples.” Karya-karyanya memberikan pandangan mendalam tentang sejarah dan politik, ditulis dengan gaya naratif yang menarik dan informatif.
Churchill juga dikenal sebagai pelukis yang berbakat, dengan banyak karyanya yang dipamerkan di galeri dan museum. Lukisan-lukisannya sering kali menggambarkan pemandangan alam atau lanskap, menunjukkan sisi pribadi Churchill yang jarang terlihat oleh publik.
Selain itu, Churchill adalah seorang strategis militer yang visioner. Pengalamannya dalam berbagai peran militer, termasuk sebagai Menteri Kelautan, memberinya pemahaman mendalam tentang taktik dan strategi perang. Meskipun beberapa keputusannya kontroversial, seperti kampanye Gallipoli, peranannya dalam merencanakan dan melaksanakan strategi perang Sekutu tidak diragukan lagi membawa kontribusi penting.
Dalam kebijakan domestik, Churchill bekerja untuk memajukan berbagai reformasi, termasuk upaya-upaya dalam bidang kesejahteraan sosial dan ekonomi. Pada masa jabatannya setelah perang, ia menghadapi tantangan dalam memodernisasi Inggris yang porak-poranda pasca perang, berupaya membangun kembali ekonomi dan infrastruktur negara.
Pada tingkat internasional, Churchill dikenal karena upayanya dalam mempromosikan kerjasama antar bangsa. Dia merupakan salah satu pendukung utama pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa, dengan visi untuk mencegah konflik global di masa depan. Gagasan-gagasannya tentang tatanan dunia pasca perang sangat mempengaruhi kebijakan internasional di tahun-tahun berikutnya.
Pencapaian Winston Churchill juga terlihat dalam kontribusinya terhadap pendidikan dan promosi kebudayaan. Dia memahami pentingnya pendidikan dalam pembentukan karakter dan masa depan sebuah bangsa, seringkali menekankan pentingnya sejarah dan sastra dalam pembelajaran. Pandangannya ini tercermin dalam tulisan-tulisannya yang tidak hanya mendidik tetapi juga menghibur.
Di sisi lain, Winston Churchil juga berperan dalam pengembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Selama masa jabatannya, ia mendukung berbagai proyek penelitian dan pengembangan, termasuk program nuklir Inggris. Pengaruhnya dalam mendorong inovasi dan kemajuan teknologi terbukti penting, terutama selama perang, di mana teknologi memainkan peran kunci.
Selain itu, Winston Churchil juga dikenal karena sikapnya yang progresif terhadap beberapa isu sosial. Meskipun pandangannya terkadang kontroversial, ia sering kali berada di depan zamannya dalam mengakui kebutuhan akan perubahan sosial dan ekonomi. Misalnya, ia mendukung ide tentang negara kesejahteraan dan pentingnya asuransi sosial, yang pada waktu itu merupakan gagasan yang cukup revolusioner.
Winston Churchil juga meninggalkan jejak dalam dunia diplomasi internasional. Dia dikenang sebagai salah satu arsitek ‘Special Relationship’ antara Inggris dan Amerika Serikat, sebuah hubungan yang terus mempengaruhi politik global hingga hari ini. Kolaborasi dan persahabatannya dengan pemimpin dunia lainnya, seperti Roosevelt dan Stalin, meskipun tidak selalu harmonis, menunjukkan kemampuannya untuk menegosiasikan dan bekerja dalam kerangka politik internasional yang rumit.
Secara keseluruhan, pencapaian Churchill mencakup banyak aspek kehidupan – dari politik dan militer hingga sastra, seni, pendidikan, dan diplomasi. Setiap aspek ini menggambarkan berbagai sisi kepribadiannya yang kompleks dan multifaset, dan bersama-sama, mereka membentuk warisan yang tetap relevan dan berpengaruh hingga saat ini.
Kematian Winston Churchil
Winston Churchill meninggal pada 24 Januari 1965 di London pada usia 90 tahun, meninggalkan warisan yang luar biasa dan abadi. Kematian Churchill menandai akhir dari era penting dalam sejarah Inggris dan dunia. Ia dihormati dengan pemakaman kenegaraan, sebuah penghormatan yang jarang diberikan kepada warga sipil. Rakyat Inggris dan banyak orang di seluruh dunia berkabung atas kepergiannya. Pemakaman Churchill dihadiri oleh pemimpin dunia dan ribuan orang yang ingin memberikan penghormatan terakhir kepada salah satu tokoh paling berpengaruh abad ke-20. Pengaruhnya sebagai negarawan, pemimpin perang, dan orator tetap hidup dalam ingatan kolektif, menandakan akhir dari satu era tetapi juga sebagai inspirasi untuk masa depan. Churchill dimakamkan di gereja St Martin, Bladon, dekat Blenheim Palace, tempat kelahirannya, mengakhiri perjalanan hidup seorang pemimpin yang luar biasa.
Peninggalan Winston Churchil
Warisan Winston Churchill tidak hanya terbatas pada perannya sebagai pemimpin dalam Perang Dunia II, tetapi juga meluas ke bidang sastra, seni, dan politik. Pidato-pidatonya yang penuh semangat dan inspiratif telah diabadikan dan tetap menjadi sumber motivasi dan kebijaksanaan. Karya-karyanya dalam sastra, terutama yang berkaitan dengan sejarah dan catatan perang, tetap menjadi referensi penting dalam studi sejarah.
Winston Churchil dikenang sebagai simbol keteguhan dan ketahanan di tengah kesulitan. Gaya kepemimpinannya, yang dicirikan oleh keberanian dan kemampuan untuk menginspirasi orang lain di saat-saat sulit, telah menjadi studi kasus dalam literatur kepemimpinan dan manajemen. Selain itu, sebagai seorang pelukis, Churchill meninggalkan warisan artistik yang mengungkapkan sisi pribadi dan reflektif dari kehidupannya.
Pengaruhnya dalam politik internasional, khususnya dalam membentuk hubungan diplomatik pasca-Perang Dunia II dan peranannya dalam pembentukan negara Israel, menunjukkan visinya yang jauh ke depan. UNESCO telah menambahkan pidato-pidatonya ke dalam Memory of the World Register, menegaskan pentingnya kontribusinya terhadap pemahaman kita tentang demokrasi dan sejarah.
Secara keseluruhan, Winston Churchil meninggalkan warisan sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dan multifaset dari abad ke-20, yang pengaruh dan inspirasinya terus dirasakan hingga saat ini.
Fakta – Fakta Tentang Winston Churchil
- Winston Churchill lahir dua bulan prematur pada 30 November 1874 di Blenheim Palace, Oxfordshire.
- Dia adalah keturunan langsung dari John Churchill, Adipati Marlborough pertama, seorang tokoh militer terkemuka di Inggris.
- Dia dibesarkan sebagian besar oleh pengasuhnya, Mrs. Everest, yang menjadi sosok keibuan baginya.
- Winston Churchil mengalami kesulitan dalam studi formalnya dan berganti sekolah beberapa kali sebelum akhirnya bersekolah di Harrow.
- Ia gagal dua kali dalam ujian masuk Royal Military Academy Sandhurst sebelum akhirnya diterima pada percobaan ketiga.
- Ia menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris selama Perang Dunia II dari 1940 hingga 1945 dan lagi dari 1951 hingga 1955.
- Winston Churchil adalah seorang penulis prolifik, menerbitkan karya yang meliputi sejarah enam volume Perang Dunia II.
- Winston Churchil dianugerahi Hadiah Nobel dalam Sastra pada tahun 1953 untuk karya-karya sejarah dan biografinya.
- Churchill juga seorang pelukis amatir yang berbakat, dengan banyak karyanya yang sekarang dipamerkan di galeri dan museum.
- Ia mengenalkan istilah “Iron Curtain” dalam pidatonya di Fulton, Missouri, yang menjadi simbol awal Perang Dingin.
- Churchill adalah seorang peminum whisky dan cerutu yang terkenal, sering kali digambarkan dengan cerutu dalam banyak fotonya.
- Dia mengalami depresi sepanjang hidupnya, yang ia sebut sebagai “Black Dog”nya.
- Churchill adalah salah satu dari sedikit warga sipil yang diberi pemakaman kenegaraan oleh Inggris.
- Ia memiliki hobi berkebun dan sering menghabiskan waktu di taman rumahnya di Chartwell.
- Churchill dianggap oleh banyak orang sebagai salah satu orator terbesar abad ke-20.
Quotes
- “Kami mendapatkan penghasilan dari apa yang kami peroleh, tetapi kami membuat hidup dari apa yang kami berikan.”
- “Kesuksesan bukanlah akhir, kegagalan bukanlah kiamat: Yang penting adalah keberanian untuk terus melanjutkan.”
- “Jangan pernah, jangan pernah, jangan menyerah!”
- “Sikap adalah hal kecil yang membuat perbedaan besar.”
- “Anda tidak akan pernah sampai ke tujuan Anda jika Anda berhenti dan melempar batu ke setiap anjing yang menggonggong.”