Tokoh.co.id – Mother Teresa, lahir dengan nama Anjezë Gonxhe Bojaxhiu, adalah sosok yang tidak asing dalam narasi kemanusiaan global. Dikenal karena kasih sayang dan pengabdian tanpa batasnya, ia telah menjadi lambang kepedulian terhadap sesama, terutama bagi mereka yang menderita dan terpinggirkan. Kehidupan Mother Teresa merupakan cerminan dari dedikasi yang tulus dan keinginan kuat untuk membuat perubahan nyata dalam kehidupan orang-orang yang kurang beruntung. Melalui tindakan dan kata-katanya, ia tidak hanya memberikan bantuan dan harapan, tapi juga menginspirasi jutaan orang untuk melihat dan bertindak atas penderitaan yang ada di sekitar mereka. Perjalanan hidupnya, mulai dari masa kecil di Skopje, Makedonia hingga menjadi ikon global, mencerminkan perjuangan, cinta, dan pengorbanan yang ia alami dalam misi kemanusiaannya. Kisah Mother Teresa adalah tentang bagaimana seseorang dapat mempengaruhi dunia melalui kebaikan dan empati yang mendalam.
Sekilas Tentang Mother Teresa
Anjezë Gonxhe Bojaxhiu pada 26 Agustus 1910, di Skopje, yang kini merupakan ibu kota Makedonia Utara. Ayahnya, Nikollë Bojaxhiu, adalah seorang pengusaha terkemuka, dan ibunya, Dranafile Bojaxhiu, dikenal sebagai seorang wanita yang sangat berbakti kepada gereja dan masyarakat. Mother Teresa tumbuh dalam sebuah keluarga yang mengedepankan nilai-nilai kasih sayang dan pengabdian kepada orang lain.
Sejak usia muda, ia menunjukkan ketertarikan yang mendalam terhadap kehidupan beragama dan karya misi. Pengaruh ibunya yang kuat dalam kegiatan sosial dan religius memberi dampak signifikan pada pembentukan karakter dan panggilan hidupnya. Pada usia 18 tahun, terinspirasi oleh karya misionaris di India, ia memutuskan untuk meninggalkan rumah dan bergabung dengan Biarawati Loreto di Irlandia. Ini merupakan langkah awalnya dalam perjalanan hidup yang penuh dedikasi dan pengabdian.
Mother Teresa dikenal atas pendekatannya yang sederhana namun penuh dampak. Ia memulai misinya di India pada tahun 1929, mengajar di Sekolah Santa Maria untuk anak-anak perempuan di Calcutta. Pada tahun 1946, ia mengalami “panggilan di dalam panggilan” yang mengarahkannya untuk melayani orang-orang miskin dan sakit di Calcutta. Pengalaman ini menjadi titik balik dalam hidupnya, mengarahkan dia pada jalan yang akan mengubahnya menjadi salah satu sosok kemanusiaan paling berpengaruh di abad ke-20.
Kehidupan Awal dan Keluarga Mother Teresa
Anjezë Gonxhe Bojaxhiu, yang kemudian dikenal sebagai Mother Teresa, lahir pada 26 Agustus 1910, di Skopje, Makedonia Utara, dalam sebuah keluarga Albania Katolik. Ayahnya, Nikollë, adalah seorang pedagang dan kontraktor yang aktif dalam politik lokal dan terlibat dalam pekerjaan sosial komunitas. Ibu Teresa, Dranafile, adalah seorang ibu rumah tangga yang mendedikasikan waktunya untuk membesarkan anak-anaknya dan berpartisipasi dalam kegiatan gereja. Mother Teresa tumbuh bersama kakak perempuannya, Age, dan adik laki-lakinya, Lazar.
Keluarga Bojaxhiu dikenal sebagai keluarga yang religius dan dermawan. Mereka sering mengundang orang miskin dan tunawisma untuk makan bersama di rumah mereka, yang menanamkan nilai-nilai belas kasih dan pengabdian pada Teresa sejak usia dini. Tragisnya, ayahnya meninggal ketika Teresa berusia delapan tahun, sebuah peristiwa yang meninggalkan dampak mendalam pada keluarga dan menguatkan kepercayaan religius mereka.
Mother Teresa menghabiskan masa kecilnya dalam lingkungan yang penuh kasih dan berkebudayaan. Dia menunjukkan kepekaan yang besar terhadap penderitaan orang lain sejak kecil. Teresa sering mendampingi ibunya mengunjungi keluarga miskin di paroki mereka, membantu dengan pemberian makanan dan perawatan. Kegiatan-kegiatan ini menanamkan dalam dirinya semangat untuk melayani mereka yang membutuhkan.
Pendidikan agama menjadi bagian penting dari kehidupan awalnya. Teresa aktif di gereja lokal dan mengikuti berbagai kegiatan religius. Pengalaman-pengalaman ini membentuk pandangannya tentang dunia dan memperkuat keinginannya untuk melayani sesama. Pada usia muda, ia telah menunjukkan ketertarikan pada kehidupan misionaris dan mulai mempertimbangkan panggilan untuk menjadi biarawati.
Sebagai remaja, Teresa semakin serius dalam menjalani kehidupan rohani. Dia sering menghabiskan waktu dalam doa dan refleksi, mempertimbangkan masa depannya dan bagaimana ia bisa melayani Tuhan dan sesama. Pengaruh dari berbagai biarawati dan misionaris yang ia temui, terutama mereka yang bekerja di India, menarik minatnya dan membentuk keputusannya untuk mengikuti jalan kehidupan religius.
Pada usia 18 tahun, Teresa meninggalkan rumah untuk bergabung dengan Biarawati Loreto, sebuah komunitas Katolik yang berkonsentrasi pada pendidikan dan pekerjaan misi. Keputusan ini bukanlah sebuah langkah yang mudah, mengingat kasih sayang yang mendalam yang ia miliki terhadap keluarganya. Namun, panggilan spiritualnya untuk melayani dan membantu orang lain adalah sesuatu yang tidak bisa diabaikannya.
Dalam keluarga Bojaxhiu, Mother Teresa bukan hanya melihat contoh kasih dan pengabdian, tapi juga menemukan inspirasi untuk menempuh jalan hidupnya sendiri. Lingkungan keluarga yang penuh kasih, pengalaman berbagi dengan mereka yang kurang beruntung, dan pendidikan agama yang kuat, semua berkontribusi dalam membentuk pribadi dan misi Mother Teresa di kemudian hari.
Masa Kecil dan Pendidikan Mother Teresa
Masa kecil Anjezë Gonxhe Bojaxhiu, yang kemudian dikenal sebagai Mother Teresa, terwarnai oleh kehangatan keluarga dan kegiatan beragama yang intens. Lahir dan dibesarkan di Skopje, Makedonia Utara, Teresa tumbuh dalam keluarga Katolik Albania yang sangat beriman. Kehilangan ayahnya pada usia muda mempengaruhi Teresa secara mendalam, meningkatkan keterlibatan religius dan kesadaran sosialnya.
Dari usia dini, Teresa menunjukkan ketertarikan yang besar terhadap kehidupan rohani. Dia sering mengunjungi gereja setempat dan mengikuti ibunya dalam kunjungan ke keluarga miskin di lingkungan mereka. Kegiatan-kegiatan ini memperkuat kepekaannya terhadap penderitaan orang lain dan menanamkan nilai-nilai empati dan pelayanan.
Pendidikan formal Teresa dimulai di sekolah dasar lokal, di mana ia menunjukkan kecenderungan yang kuat dalam pelajaran agama dan bahasa. Teresa dikenal sebagai siswa yang rajin, penuh perhatian, dan memiliki minat yang besar terhadap cerita-cerita misionaris. Pengaruh dari pendidikan awal ini sangat berperan dalam pembentukan karakter dan minatnya.
Pada usia 12 tahun, Teresa mulai merasakan panggilan untuk melayani Tuhan dan membantu orang miskin. Ini merupakan titik balik penting yang menuntunnya pada kehidupan religius. Pengalamannya dalam kegiatan gereja, termasuk partisipasinya dalam paduan suara dan kelompok pemuda, menambah kedalaman pemahamannya tentang iman dan panggilan untuk melayani.
Saat remaja, Teresa menjadi semakin serius dalam menjalani kehidupan rohani dan menghabiskan banyak waktu dalam doa dan refleksi. Dia juga aktif dalam berbagai kegiatan gerejawi, termasuk mengajar anak-anak muda di sekolah Minggu. Pendidikan rohani ini bukan hanya menguatkan keimanannya tetapi juga membentuk keinginannya untuk menjadi misionaris.
Pada usia 18 tahun, setelah menyelesaikan pendidikannya di Skopje, Teresa memutuskan untuk mengikuti panggilan hatinya. Dia bergabung dengan Biarawati Loreto di Irlandia, sebuah keputusan yang membawanya jauh dari rumah dan keluarga. Pilihan ini menandai awal dari perjalanan panjangnya dalam melayani umat manusia.
Selama di Biarawati Loreto, Teresa menerima pendidikan formal dalam bahasa Inggris dan pelatihan untuk menjadi guru. Pendidikan ini menjadi dasar bagi kariernya nanti sebagai pendidik di India. Kemampuannya dalam berbagai bahasa, termasuk Albania, Serbia, dan Inggris, membantunya dalam mengajar dan berkomunikasi dengan berbagai komunitas.
Pendidikan dan pengalaman masa kecil Teresa memberikan dasar yang kokoh untuk karier misinya nanti. Nilai-nilai yang ditanamkan oleh keluarganya, pendidikan rohani di gereja, dan keseriusannya dalam studi, semua berkontribusi dalam membentuk jiwa pelayanannya. Masa kecil dan pendidikannya tidak hanya mempersiapkan Teresa untuk menghadapi tantangan yang akan datang, tetapi juga menanamkan dalam dirinya semangat untuk melayani tanpa lelah.
Awal Karir Mother Teresa
Awal karir Mother Teresa diawali dengan keberangkatannya ke India pada tahun 1929, sebagai bagian dari komunitas Biarawati Loreto. Sesampainya di India, ia menghabiskan beberapa tahun pertamanya di Darjeeling, belajar bahasa Bengali dan mengajar di sekolah St. Teresa. Pada tahun 1931, ia mengambil kaul keagamaan pertamanya dan memilih nama Teresa sebagai penghormatan kepada Santa Thérèse de Lisieux, pelindung para misionaris.
Setelah itu, Teresa dipindahkan ke Calcutta, di mana ia mengajar geografi dan sejarah di Sekolah Santa Maria untuk anak-anak perempuan. Selama masa ini, ia menjadi terkenal karena pendekatannya yang hangat dan penuh kasih dalam mengajar, serta komitmennya yang kuat terhadap pendidikan anak-anak miskin. Teresa menunjukkan dedikasi luar biasa dalam mengajar dan membina murid-muridnya, mendorong mereka untuk mencapai potensi terbaik mereka.
Pada tahun 1944, Teresa diangkat menjadi kepala sekolah di Sekolah Santa Maria. Peran ini memberinya kesempatan lebih besar untuk mempengaruhi pendidikan dan kesejahteraan murid-muridnya. Di sini, Teresa tidak hanya fokus pada pendidikan akademik, tetapi juga pada pengembangan karakter dan nilai-nilai moral, yang ia anggap sama pentingnya.
Meskipun Teresa sukses dalam karir mengajarnya, ia terus merasakan panggilan yang lebih dalam untuk melayani orang-orang yang lebih membutuhkan. Pada tahun 1946, saat melakukan perjalanan kereta dari Calcutta ke Darjeeling, Teresa mengalami apa yang ia sebut “panggilan di dalam panggilan.” Pengalaman ini mengubah arah hidupnya secara dramatis. Dia merasa dipanggil untuk meninggalkan kehidupan di biara dan melayani orang-orang miskin dan sakit di kota-kota.
Keputusan ini tidaklah mudah, karena ia harus menghadapi banyak tantangan, termasuk mendapatkan izin dari atasannya di gereja. Namun, dengan tekad dan kepercayaan yang kuat, Teresa berhasil melewati rintangan tersebut, menandai awal dari fase baru dalam hidupnya sebagai pelayan bagi orang-orang yang terpinggirkan.
Peristiwa Penting Mother Teresa
Karir Mother Teresa sebagai pelayan bagi orang-orang miskin dan terlantar dimulai pada tahun 1948, setelah ia menerima izin untuk meninggalkan Biarawati Loreto dan menjalani kehidupan di antara orang miskin di Calcutta. Peristiwa ini menjadi titik awal yang menandai transisi dari seorang guru menjadi misionaris bagi orang-orang yang kurang beruntung.
Dalam menghadapi kemiskinan ekstrem, penyakit, dan penderitaan di Calcutta, Mother Teresa tidak pernah menyerah. Pada tahun 1950, ia mendirikan Misionaris Cinta Kasih, sebuah organisasi yang didedikasikan untuk merawat “orang-orang yang terlupakan, tidak diinginkan, dan tidak terawat.” Organisasi ini bertujuan untuk melayani orang-orang miskin dan sakit, terutama mereka yang tidak memiliki tempat untuk pergi.
Salah satu peristiwa penting dalam karirnya adalah pembukaan rumah pertama bagi orang yang sekarat, yang dikenal sebagai “Home for the Dying” di Kalighat, Calcutta, pada tahun 1952. Di sini, orang-orang yang ditemukan sekarat di jalan-jalan kota diberikan kesempatan untuk mati dengan martabat, dikelilingi oleh perawatan dan cinta.
Pada tahun 1965, Misionaris Cinta Kasih menjadi organisasi internasional dengan pembukaan cabang pertamanya di luar India, di Venezuela. Ekspansi ini menandai awal dari penyebaran misi Mother Teresa ke seluruh dunia. Organisasinya terus berkembang, dengan membuka rumah bagi anak-anak yatim piatu, klinik bagi orang sakit, dan pusat bagi mereka yang menderita penyakit seperti lepra, tuberkulosis, dan HIV/AIDS.
Peristiwa penting lainnya adalah penerimaan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1979. Penghargaan ini memberikan pengakuan internasional atas karya Mother Teresa dan Misionaris Cinta Kasih. Dalam penerimaan hadiahnya, ia menggunakan platform tersebut untuk menyebarkan pesan tentang cinta, perdamaian, dan kebutuhan untuk merawat orang miskin dan terlantar.
Pada tahun 1980-an dan 1990-an, Mother Teresa terus bekerja tanpa lelah, meskipun kesehatannya mulai menurun. Ia tetap aktif dalam pengelolaan dan ekspansi Misionaris Cinta Kasih, dan terus menjadi advokat bagi orang-orang miskin dan terpinggirkan di panggung dunia.
Perjalanan hidup Mother Teresa dipenuhi dengan peristiwa-peristiwa penting yang tidak hanya mengubah hidupnya, tetapi juga membawa dampak besar pada jutaan orang di seluruh dunia. Melalui karyanya, ia menunjukkan bahwa cinta kasih dan pengabdian dapat mengubah wajah kemanusiaan.
Pencapaian Mother Teresa
Pencapaian Mother Teresa sepanjang hidupnya tidak hanya mencerminkan ketaatan religiusnya, tetapi juga dedikasinya yang tak kenal lelah dalam melayani orang miskin dan sakit. Berikut adalah beberapa pencapaian penting dalam kehidupan dan karirnya:
- Pendirian Misionaris Cinta Kasih (1950): Organisasi ini didirikan oleh Mother Teresa dengan tujuan utama untuk merawat orang-orang yang paling tidak mampu merawat diri mereka sendiri. Misionaris Cinta Kasih berkembang dari sebuah kelompok kecil di India menjadi sebuah organisasi global dengan lebih dari 4.500 suster yang aktif di 133 negara pada saat kematiannya.
- Rumah bagi Orang yang Sekarat di Kalighat (1952): Ini adalah salah satu proyek pertama yang dilakukan oleh Misionaris Cinta Kasih. Rumah ini menyediakan tempat bagi orang-orang yang sekarat di jalanan Calcutta untuk menghabiskan hari-hari terakhir mereka dengan martabat dan perawatan.
- Ekspansi Internasional Misionaris Cinta Kasih: Mulai dari tahun 1965, organisasi ini meluas ke luar India, mencapai negara-negara seperti Venezuela, Roma, Tanzania, dan Uni Soviet. Ekspansi ini memungkinkan Misionaris Cinta Kasih untuk menjangkau lebih banyak orang yang membutuhkan di seluruh dunia.
- Penerimaan Hadiah Nobel Perdamaian (1979): Penghargaan ini diberikan kepada Mother Teresa sebagai pengakuan atas upayanya dalam membantu orang miskin dan sakit. Dalam pidatonya saat menerima penghargaan, ia menyampaikan pesan tentang pentingnya cinta kasih dan perdamaian.
- Advokasi untuk Orang Miskin dan Terpinggirkan: Mother Teresa dikenal karena suaranya yang lantang dalam membela hak-hak orang miskin dan terpinggirkan. Dia sering berbicara di forum internasional, menyerukan tindakan untuk mengatasi kemiskinan dan ketidakadilan.
- Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan: Melalui Misionaris Cinta Kasih, Mother Teresa tidak hanya memberikan perawatan kepada yang sakit dan sekarat, tetapi juga pendidikan kepada anak-anak yang kurang beruntung dan perawatan kesehatan dasar kepada masyarakat.
- Pengaruh Kultural dan Spiritual: Pengaruh Mother Teresa melampaui batas-batas agama dan kebudayaan. Dia menjadi simbol kasih sayang dan pengabdian manusia, menginspirasi jutaan orang dari berbagai latar belakang untuk bertindak dengan lebih banyak empati dan kebaikan.
- Pengakuan dan Penghargaan Internasional: Selain Hadiah Nobel Perdamaian, Mother Teresa menerima berbagai penghargaan dan pengakuan lainnya, termasuk Bharat Ratna (penghargaan sipil tertinggi di India) pada tahun 1980, serta penghargaan dari berbagai negara dan organisasi internasional.
Kematian Mother Teresa
Mother Teresa, seorang sosok yang telah menjadi ikon kasih sayang dan pelayanan tanpa syarat, menghembuskan napas terakhirnya pada 5 September 1997, di Calcutta, India. Kematian beliau pada usia 87 tahun ini diakibatkan oleh komplikasi jantung dan masalah pernapasan, yang merupakan puncak dari bertahun-tahun melayani orang miskin dan sakit dengan sepenuh hati.
Berita kematiannya menyebar dengan cepat dan menyentuh hati banyak orang di seluruh dunia. Mother Teresa telah menjadi lambang kebaikan dan pengorbanan diri, dan wafatnya menandai kehilangan besar bagi kemanusiaan. Pemakamannya dihadiri oleh ribuan orang, termasuk pejabat tinggi, pemimpin agama dari berbagai denominasi, dan orang-orang yang pernah terbantu oleh pekerjaannya. Ini adalah sebuah momen yang menggambarkan betapa besar pengaruhnya terhadap banyak kehidupan, melintasi batas agama dan negara.
Salah satu cerita yang menonjol menjelang kematian Mother Teresa adalah kunjungan terakhirnya ke Rumah bagi Orang yang Sekarat di Kalighat. Meskipun kondisi kesehatannya sudah tidak memungkinkan, ia tetap ingin menghabiskan waktu bersama mereka yang sedang menjalani hari-hari terakhir mereka. Ini menunjukkan dedikasinya yang tidak pernah goyah untuk melayani hingga akhir hayat.
Warisan yang ia tinggalkan jauh lebih besar dari sekadar pekerjaan fisik yang telah dilakukan. Dia menginspirasi sebuah gerakan global yang berfokus pada pelayanan, kasih sayang, dan kemanusiaan. Pengaruhnya terhadap cara pandang dunia terhadap kemiskinan dan penderitaan tetap abadi. Penghargaan dan pengakuan yang ia terima sepanjang hidupnya, termasuk Hadiah Nobel Perdamaian, hanya sebagian kecil dari dampak nyata yang ia berikan.
Misionaris Cinta Kasih, yang ia dirikan, terus berkarya hingga hari ini, melanjutkan misi Mother Teresa dalam memberikan perawatan, pendidikan, dan dukungan kepada mereka yang membutuhkan. Warisan Mother Teresa bukan hanya tercatat dalam buku-buku sejarah, tetapi juga dalam hati dan tindakan jutaan orang yang terinspirasi oleh kehidupan dan pekerjaannya.
Peninggalan Mother Teresa
Peninggalan Mother Teresa tidak hanya terukir dalam sejarah, tetapi juga secara mendalam dalam jiwa kemanusiaan. Berikut adalah beberapa aspek penting dari warisan yang ia tinggalkan:
- Misionaris Cinta Kasih: Warisan Global: Organisasi yang didirikan oleh Mother Teresa pada tahun 1950 telah berkembang menjadi jaringan global, dengan lebih dari 4.500 suster yang aktif di 133 negara. Mereka terus memberikan perawatan dan dukungan kepada orang-orang miskin, sakit, dan yang terabaikan, meneruskan misi dan visi Mother Teresa.
- Pusat-pusat Perawatan dan Pendidikan: Di bawah bimbingan Mother Teresa, Misionaris Cinta Kasih mendirikan berbagai pusat perawatan kesehatan, termasuk rumah bagi orang yang sekarat, pusat perawatan bagi penderita HIV/AIDS, lepra, dan tuberkulosis, serta panti asuhan bagi anak-anak yatim piatu. Selain itu, organisasi ini juga menjalankan sekolah-sekolah untuk anak-anak yang tidak mampu, menekankan pentingnya pendidikan dalam mengubah kehidupan.
- Pengaruh Budaya dan Sosial: Mother Teresa telah mempengaruhi pandangan masyarakat dunia terhadap kemiskinan dan penderitaan. Ia membuka mata banyak orang untuk melihat kenyataan dunia dan menginspirasi aksi sosial. Film, buku, dan dokumenter tentang kehidupannya telah meningkatkan kesadaran tentang masalah-masalah kemanusiaan dan mendorong orang untuk berpartisipasi dalam pekerjaan amal.
- Advokasi Hak Asasi Manusia: Mother Teresa tidak hanya memberikan perawatan fisik, tetapi juga mengangkat suara bagi yang tidak terdengar. Melalui berbagai pidato dan penampilannya di forum internasional, ia menyerukan tindakan terhadap ketidakadilan sosial dan mendukung hak asasi manusia.
- Pengaruh dalam Pendidikan dan Nilai-nilai Moral: Melalui karyanya, Mother Teresa telah menanamkan nilai-nilai kasih sayang, pelayanan, dan pengabdian kepada generasi muda. Dia menunjukkan bagaimana pendidikan yang berpusat pada nilai-nilai humanis dapat membentuk karakter yang lebih baik.
- Jejak dalam Spiritualitas dan Agama: Mother Teresa merupakan sosok yang menginspirasi banyak orang dari berbagai agama. Kehidupannya yang sederhana namun penuh pengabdian menjadi contoh nyata dari penghayatan spiritual yang mendalam. Ia telah menjadi subjek banyak studi teologis dan spiritual, memperkaya diskusi tentang kehidupan religius di abad modern.
- Pengakuan dan Penghargaan Internasional: Warisan Mother Teresa diakui secara global melalui berbagai penghargaan dan penghormatan. Setelah kematiannya, ia dibeatifikasi sebagai “Blessed Teresa of Calcutta” oleh Paus Yohanes Paulus II, sebuah langkah penting menuju kanonisasi.
- Inspirasi bagi Gerakan Sosial: Kehidupan Mother Teresa telah menginspirasi berbagai gerakan sosial dan individu di seluruh dunia untuk melakukan pekerjaan kemanusiaan. Dia menunjukkan bahwa satu orang dengan komitmen dan kasih bisa membawa perubahan besar.
Fakta- Fakta Tentang Mother Teresa
- Persahabatan dengan Orang-Orang Berpengaruh: Mother Teresa menjalin hubungan dengan tokoh-tokoh seperti Putri Diana dan Mahatma Gandhi. Koneksi ini membantu meningkatkan kesadaran global tentang masalah kemiskinan dan memperkuat dukungan bagi pekerjaan amal.
- Penolakan Terhadap Hadiah dan Penghargaan: Sebagai contoh, ketika Mother Teresa dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian, ia meminta agar uang hadiah yang seharusnya diterimanya, sebesar $192,000, digunakan untuk membantu orang miskin di India.
- Pengaruh pada Kebijakan Publik: Di India, karyanya membantu mengubah kebijakan terkait perawatan anak dan orang miskin. Pemerintah India, terinspirasi oleh pekerjaannya, mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki kondisi panti asuhan dan fasilitas perawatan kesehatan.
- Keterlibatan dalam Isu Lingkungan: Mother Teresa menyuarakan keprihatinannya tentang kerusakan lingkungan dan mendukung inisiatif seperti penghijauan dan pengurangan limbah. Meski tidak secara langsung terlibat dalam aktivisme lingkungan, ia menekankan pentingnya menjaga Bumi dalam beberapa pidatonya.
- Kecintaan pada Sastra: Mother Teresa dikenal membaca dan merenungkan karya-karya sastra, termasuk puisi dan tulisan spiritual. Ini membantu memberinya wawasan dan inspirasi dalam pekerjaannya, meskipun detail spesifik tentang bacaannya tidak banyak diketahui.
- Hobi Menulis Surat: Sebagai contoh, ia menulis surat kepada Presiden AS Ronald Reagan, memintanya untuk meninjau kembali kebijakan luar negeri AS, terutama yang berhubungan dengan perdamaian dan keadilan sosial.
- Pertemuan dengan Pemimpin Dunia: Mother Teresa bertemu dengan Paus Yohanes Paulus II beberapa kali. Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas berbagai isu kemanusiaan, dan ini membantu meningkatkan dukungan gereja terhadap pekerjaan Misionaris Cinta Kasih.
- Pengaruh pada Reformasi Kesehatan di India: Di Calcutta, pekerjaan Mother Teresa dalam merawat orang miskin dan sakit menarik perhatian pemerintah dan organisasi internasional. Ini membantu meningkatkan standar dan ketersediaan perawatan kesehatan di kota, serta mempromosikan kebijakan yang lebih manusiawi terhadap perawatan orang miskin.
Quote
- “Tidak semua dari kita dapat melakukan hal-hal besar. Tetapi kita dapat melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar.”
- “Kaki kita bergerak, tangan kita memegang, mata kita melihat, tetapi Tuhan menggunakan hati kita untuk mencintai. Dan dengan hati, kita dapat melayani.”
- “Kemiskinan terbesar adalah kesepian, dan rasa tidak dicintai.”
- “Kata-kata baik dapat menjadi singkat dan mudah diucapkan, tetapi gema mereka benar-benar tak terbatas.”
- “Hidup adalah kesempatan, manfaatkanlah. Hidup adalah keindahan, kagumilah. Hidup adalah mimpi, jadikan kenyataan. Hidup adalah tantangan, hadapilah. Hidup adalah tugas, selesaikanlah.”