Tokoh.co.id – Yesus Kristus, sering disebut sebagai Yesus dari Nazareth, merupakan figur ikonik dan penting dalam sejarah keagamaan abad pertama. Sebagai tokoh kunci dalam kepercayaan Kristen, yang merupakan salah satu agama terbesar di dunia, ajaran dan kehidupan-Nya telah memberikan sumbangan besar dalam membentuk dasar agama ini. Dikenal sebagai Mesias dalam tradisi Yahudi dan dihormati sebagai inkarnasi Putra Tuhan, sosok-Nya telah menjadi subjek ramalan Kitab Suci Ibrani yang telah lama dinantikan.
Lebih dari sekadar pemimpin rohani, pengajarannya yang mendalam dan penuh hikmah telah memberikan pengaruh besar dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Dari aspek budaya hingga hukum, seni, dan literatur, pengaruh-Nya merasuk dalam banyak aspek kehidupan sosial dan budaya. Perjalanan hidup dan ajaran-Nya tidak hanya menarik perhatian jutaan umat Kristen, tetapi juga telah menjadi titik referensi penting bagi berbagai tradisi dan kepercayaan lain. Kisah-Nya, yang mengajarkan kasih dan pengampunan, telah menjadi sumber inspirasi yang tak terhingga, menjangkau dan menggerakkan hati orang-orang di berbagai penjuru dunia.
Sekilas Tentang Yesus Kristus
Sosok yang menjadi titik tolak bagi perhitungan tahun Masehi ini, lahir sekitar tahun 6 hingga 4 Sebelum Masehi (SM) di Bethlehem, Galilea. Dia adalah anak dari Maria dan Yusuf, dalam sebuah keluarga Yahudi yang sederhana. Kelahira-Nya, yang terjadi dalam kandang karena ketiadaan tempat di penginapan, dikisahkan penuh dengan keajaiban, termasuk peristiwa Bunda Maria yang hamil tanpa disentuh oleh manusia, yang dikenal sebagai Konsepsi Imakulata.
Dari kisah-kisah dalam Alkitab, kita memahami bahwa Ia adalah sosok yang bijaksana sejak kecil, sering kali mengejutkan orang dewasa dengan pemahaman dan wawasannya tentang hal-hal rohani. Dia dikenal sebagai guru dan pengkhotbah, mengajarkan kasih dan pengampunan, serta menekankan pentingnya hubungan pribadi dengan Tuhan. Kehidupa-Nya ditandai dengan berbagai peristiwa penting dan mukjizat yang menunjukkan kekuatan serta kasihnya kepada umat manusia.
Sebagai tokoh sentral dalam agama Kristen, Ia tidak hanya dihormati di kalangan pengikutnya tetapi juga diakui sebagai nabi dalam Islam dan agama Baha’i. Kehidupannya yang singkat namun penuh makna telah memberikan pengaruh luar biasa terhadap perkembangan peradaban manusia.
Kehidupan Awal dan Keluarga Yesus Kristus
Lahir di Bethlehem, sebuah kota kecil di Judea, sekitar tahun 6 hingga 4 Sebelum Masehi, dalam sebuah keluarga Yahudi yang sederhana. Orang tua-Nya, Maria dan Yusuf, berada dalam kondisi yang sederhana, dengan Yusuf bekerja sebagai tukang kayu. Kisah kelahiran-Nya dikelilingi oleh peristiwa-peristiwa yang mengesankan, termasuk kabar bahwa Maria mengandung diri-Nya melalui Roh Kudus, sebuah konsep yang dikenal sebagai Konsepsi Imakulata.
Saat kelahiran-Nya, dikisahkan bahwa karena tidak ada tempat di penginapan, Maria terpaksa melahirkan di sebuah kandang. Kejadian ini menandai awal dari kehidupa-Nya yang sederhana namun penuh dengan makna spiritual. Menurut tradisi Kristen, kelahiran-Nya disertai dengan penampakan bintang di langit yang menuntun para Majus, tiga orang bijak dari Timur, untuk mengunjungi dan memberikan hadiah kepada Ia, yang dipercaya sebagai juru selamat, yang baru lahir.
Bertempat tinggal di Nazareth, sebuah desa kecil di Galilea, kehidupan sehari-hari keluarga-Nya, seperti kebanyakan keluarga Yahudi pada masa itu, mungkin hidup sederhana, mengikuti hukum dan adat Yahudi, serta berpartisipasi dalam perayaan-perayaan agama. Meskipun Alkitab tidak banyak memberikan detail tentang masa kecil Yesus, diketahui bahwa Dia dibesarkan dalam lingkungan yang menghargai kegiatan keagamaan dan pembelajaran.
Kisah-kisah ini, meskipun sedikit, memberikan gambaran tentang latar belakang keluarga dan masa kecil-Nya yang penuh dengan ketekunan, keimanan, dan pembelajaran. Ini membentuk fondasi bagi peran dan misi-Nya selanjutnya dalam kehidupan, sebagai guru, pengkhotbah, dan sosok Mesias dalam agama Kristen.
Masa kecil Yesus, meskipun hanya sedikit tercatat dalam sumber-sumber sejarah, memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana latar belakang dan pendidikan awalnya membentuk karakter dan pemahamannya.
Pendidikan di Nazareth
Sejak usia muda, Yesus menerima pendidikan agama Yahudi yang ketat, sesuai dengan adat istiadat zaman itu. Pendidikan ini meliputi mempelajari Taurat (hukum Yahudi), yang merupakan bagian penting dari kehidupan setiap anak Yahudi. Di sinagoge setempat, Ia belajar membaca dan menghafal ayat-ayat dari kitab suci, serta mempelajari dasar-dasar hukum Yahudi dan tradisi lisan.
Pendidikan di sinagoge tidak hanya terbatas pada aspek agama, tetapi juga melibatkan pengajaran tentang sejarah dan budaya Yahudi. Ini memberikan Diri-Nya pemahaman mendalam tentang tradisi dan kepercayaan leluhurnya, serta mempersiapkan-Nya untuk peran-Nya sebagai guru agama di kemudian hari.
Pembentukan Karakter dan Kecerdasan Yesus
Kisah-kisah Alkitab menggambarkan masa kecil dari sosok yang pada beberapa kalangan di percaya sebagai Juruselamat ini sebagai anak yang cerdas dan penuh kebijaksanaan. Pada usia 12 tahun, Ia tercatat telah berdiskusi dengan para guru di Bait Suci di Yerusalem, menunjukkan kemampuan intelektual dan kecerdasan rohani yang luar biasa. Peristiwa ini menggarisbawahi kemampuan-Nya untuk memahami dan menafsirkan ajaran agama dengan cara yang mendalam dan unik.
Pengaruh Lingkungan dan Budaya
Lingkungan di mana Ia dibesarkan juga memainkan peran penting dalam pembentukan pemikiran dan pandangan hidup-Nya. Nazareth, meskipun kecil, adalah bagian dari dunia yang lebih luas yang dipengaruhi oleh berbagai budaya, termasuk pengaruh Romawi dan Helenistik. Interaksi antara budaya-budaya ini mungkin telah memberika-Nya wawasan tentang berbagai cara berpikir dan berkeyakinan, yang kemudian tercermin dalam pengajaran dan parabel-parabel-Nya.
Pendidikan Melalui Pengalaman Hidup
Selain pendidikan formal, pengalaman hidup Yesus dalam sebuah keluarga Yahudi sederhana juga berperan penting dalam membentuk karakter dan kepekaan-Nya terhadap kebutuhan dan penderitaan orang lain. Melihat dan mengalami langsung kehidupan masyarakat sekitarnya, Ia mengembangkan empati dan kepedulian yang mendalam terhadap mereka yang miskin, sakit, dan terpinggirkan.
Peristiwa Penting Yesus Kristus
Perjalanan kehidupan Yesus Kristus, yang penuh dengan peristiwa bersejarah, membentuk landasan agama Kristen dan mempengaruhi jutaan orang. Selama masa pelayanan-Nya, yang dimulai ketika berusia sekitar tiga puluh tahun, Dia mengalami berbagai momen yang tidak hanya menunjukkan ketuhanan-Nya tetapi juga kemanusiaan-Nya yang mendalam.
- Pembaptisan oleh Yohanes Pembaptis di Sungai Yordan merupakan awal dari misi publik-Nya, di mana manifestasi Roh Kudus menandai Dia sebagai sosok pilihan. Momen ini, yang dicatat secara detail dalam kitab-kitab Injil, menegaskan peran-Nya yang istimewa dalam rencana keselamatan.
- Periode puasa dan pencobaan di padang gurun menunjukkan kekuatan dan ketabahan-Nya menghadapi godaan. Peristiwa ini tidak hanya menunjukkan kekuatan rohani-Nya tetapi juga menyiapkan-Nya untuk tantangan yang akan dihadapi dalam pelayanan-Nya.
- Dalam pelayanan-Nya, Dia tidak hanya mengajar di sinagoge tetapi juga menyentuh hati banyak orang melalui interaksi pribadi. Ajaran-Nya yang kaya dengan parabel dan alegori membawa pesan moral dan spiritual yang mendalam, mendorong perubahan hati dan pikiran.
- Pemilihan dua belas murid-Nya adalah langkah strategis dalam membangun fondasi untuk penyebaran ajaran-Nya. Murid-murid ini, yang kemudian dikenal sebagai rasul, memainkan peran penting dalam pembentukan gereja awal dan penyebaran Injil.
- Minggu Sengsara, yang mencakup momen-momen dramatis seperti masuknya ke Yerusalem, Perjamuan Terakhir, pengkhianatan, penangkapan, pengadilan, dan akhirnya penyaliban, adalah puncak dari perjalanan pelayanan-Nya. Setiap tahapan dari peristiwa ini tidak hanya penting dalam konteks keagamaan tetapi juga mengungkapkan sifat pengorbanan dan kasih-Nya yang tak terbatas, serta keteguhan-Nya dalam menghadapi penderitaan.
Mukjizat Yesus Kristus
Mukjizat yang dilakukan oleh Yesus Kristus tidak hanya menandai keunikan kepribadian-Nya tetapi juga menegaskan pesan tentang Kerajaan Allah yang Dia bawa. Melalui mukjizat-mukjizat ini, Ia menunjukkan kasih dan kekuasaan ilahi, serta memberikan wawasan tentang Kerajaan Surga yang sering kali menjadi tema sentral dalam pengajaran-Nya.
- Penyembuhan sebagai Simbol Kasih Ilahi
Setiap tindakan penyembuhan yang dilakukan-Nya tidak hanya menghilangkan penyakit fisik tetapi juga menunjukkan kasih dan empati yang mendalam. Misalnya, pada momen penyembuhan orang buta, Dia tidak hanya mengembalikan penglihatan fisik tetapi juga memberikan cahaya spiritual. Tindakan ini menegaskan bahwa kehadiran-Nya untuk membawa pemulihan tidak hanya secara fisik tetapi juga rohani. - Kebangkitan dari Kematian dan Janji Kehidupan Kekal
Mukjizat kebangkitan, seperti dalam kasus Lazarus, tidak hanya menunjukkan kekuasaan Yesus atas kematian tetapi juga memberikan harapan akan kehidupan kekal. Dalam kebudayaan Yahudi saat itu, kebangkitan dari kematian adalah simbol yang sangat kuat yang menegaskan keyakinan akan kehidupan setelah kematian dan kebangkitan tubuh. - Pengendalian Alam sebagai Tanda Kedaulatan
Mukjizat-mukjizat yang berhubungan dengan alam, seperti Yesus yang menenangkan badai dan berjalan di atas air, menunjukkan kekuasaan-Nya atas alam. Ini bukan hanya tindakan ajaib tetapi juga pengajaran tentang kehadiran dan kedaulatan Allah dalam segala situasi, bahkan yang paling menakutkan sekalipun. - Memberi Makan Ribuan: Mukjizat Kepedulian dan Berbagi
Pada momen memberi makan ribuan orang dengan beberapa roti dan ikan, Dia tidak hanya memenuhi kebutuhan fisik tetapi juga mengajarkan tentang pentingnya berbagi dan kepedulian terhadap sesama. Ini menunjukkan bagaimana sedikit yang kita miliki, ketika diberikan dengan kasih, dapat menjadi berkat yang melimpah bagi banyak orang. - Pengajaran Melalui Mukjizat
Setiap mukjizat yang dilakukan Yesus juga merupakan sarana pengajaran. Melalui tindakan-tindakan-Nya, Dia mengkomunikasikan tentang Kerajaan Allah, menunjukkan bahwa kerajaan ini bukan hanya tentang ajaran dan kata-kata tetapi juga tentang tindakan nyata kasih, kepedulian, dan pemulihan.
Pencapaian Yesus Kristus
Pencapaian Yesus Kristus tidak hanya terukur dalam tindakan fisik dan mukjizat, tetapi lebih signifikan lagi dalam pengaruh mendalam dan abadi yang Dia miliki terhadap umat manusia dan sejarah dunia. Berikut adalah beberapa pencapaian utama Yesus:
- Pendirian Agama Kristen: Yesus meletakkan dasar bagi ajaran Kristen yang berfokus pada kasih, pengampunan, dan hubungan pribadi dengan Tuhan. Ini merupakan revolusi dalam pemikiran religius dan sosial pada zamannya.
- Reformasi Ajaran Agama: Melalui pengajaran-Nya, Ia membawa reformasi ke dalam ajaran agama Yahudi, menekankan pada spiritualitas daripada ritual dan hukum.
- Pengaruh Budaya dan Sosial: Pengajaran Yesus tentang kasih dan pengampunan telah memberikan dampak besar dalam perkembangan budaya, seni, sastra, serta sistem hukum dan etika di seluruh dunia.
- Perubahan Pandangan Terhadap Kemanusiaan: Ia mengajarkan kesetaraan dan penghormatan terhadap semua manusia, yang mengubah cara pandang terhadap kesetaraan manusia dan menantang prasangka serta diskriminasi.
- Pengaruh dalam Etika dan Moral: Ajaran-Nya tentang hidup beretika, kasih kepada musuh, dan memaafkan pelanggaran, telah membentuk dasar bagi banyak prinsip moral dan etika modern.
- Kebangkitan dari Kematian: Kebangkita-Nya dari kematian adalah pusat dari iman Kristen, simbolisasi kemenangan atas dosa dan kematian, dan sumber pengharapan bagi pengikut-Nya.
- Pengaruh Global dan Lintas Agama: Dikenal juga dengan name Isa, Ia dihormati tidak hanya dalam agama Kristen tetapi juga dalam agama lain seperti Islam dan Baha’i, menunjukkan pengaruh-Nya yang luas dan lintas budaya.
- Pewarisan Ajaran melalui Murid-murid: Yesus mendidik sekelompok murid yang kemudian menyebarkan ajaran-Nya secara global, menjadi faktor utama penyebaran agama Kristen.
Kematian Yesus Kristus
Kematian Yesus Kristus, sebuah peristiwa yang sarat dengan emosi dan simbolisme, telah menorehkan dampak mendalam yang melebihi batas agama dan sejarah. Proses penangkapan dan pengadilan-Nya, yang sarat dengan intrik dan ketidakadilan, menunjukkan konflik antara kekuatan politik dan kebenaran moral yang Dia wakili. Penyaliban-Nya oleh pemerintah Romawi, atas instruksi Pontius Pilatus, merupakan puncak dari serangkaian peristiwa yang mencerminkan konflik ideologi dan spiritual pada masa itu. Dalam konteks agama Kristen, peristiwa ini tidak hanya dilihat sebagai akhir dari kehidupan manusia Yesus tetapi juga sebagai awal dari proses kebangkitan-Nya yang ajaib, menandai kemenangan atas kematian dan dosa.
Kematian-Nya di kayu salib, dianggap sebagai pengorbanan tertinggi, menjadi pusat refleksi bagi jutaan umat Kristen. Ini bukan hanya tentang kehilangan; ini juga tentang harapan dan pembebasan. Peristiwa ini menjadi fondasi bagi ajaran Paskah, simbol dari kebangkitan dan kehidupan baru. Ingatan akan kematian dan kebangkitan-Nya menjadi momen penting dalam kalender liturgi Kristen, di mana umat Kristen di seluruh dunia merenungkan arti pengorbanan, kasih, dan harapan yang ditawarkan oleh-Nya. Dalam perayaan Jumat Agung dan Paskah, umat Kristen mengenang dan merayakan kisah kehidupan, kematian, dan kebangkitan-Nya, mengingat peran sentral peristiwa ini dalam ajaran dan keyakinan mereka.
Peninggalan Yesus Kristus
Peninggalan Yesus Kristus tidak hanya membentuk landasan agama Kristen tetapi juga telah memberikan pengaruh yang mendalam dan beragam di banyak aspek kehidupan dan pemikiran manusia.
- Pengaruh Mendalam dalam Ajaran Kristen
Ajaran Yesus tentang kasih, pengampunan, dan hubungan pribadi dengan Tuhan telah menjadi inti dari agama Kristen. Pesan-pesan ini telah menyebar ke seluruh dunia,mempengaruhi miliaran orang. Konsep seperti kasih kepada musuh, memaafkan tanpa batas, dan mencari kedamaian bukan hanya ajaran moral tetapi juga prinsip-prinsip yang mengubah cara manusia berinteraksi satu sama lain. Dalam agama Kristen, pesan Yesus tentang keselamatan dan hubungan pribadi dengan Tuhan telah membentuk dasar bagi iman individu dan praktek komunal.
- Inspirasi Luas dalam Seni dan Sastra
Yesus telah menjadi sumber inspirasi bagi banyak seniman dan penulis, menciptakan karya-karya yang mempengaruhi budaya secara luas. Dalam seni, gambaran Yesus di salib, adegan-adegan dari kehidupan-Nya seperti kelahiran-Nya, atau ajaran-Nya telah menjadi tema utama dalam banyak lukisan, patung, dan karya seni lainnya. Dalam sastra, dari puisi hingga novel dan drama, karakter dan ajaran Yesus telah membuka ruang bagi eksplorasi tema-tema seperti pengorbanan, penebusan, dan cinta kasih yang tak terbatas. - Pengaruh dalam Etika dan Moral
Ajaran Yesus telah menjadi fondasi bagi banyak sistem etika dan moral di seluruh dunia. Dia mengajarkan pentingnya belas kasih, kasih tanpa syarat, dan keadilan—nilai-nilai yang telah diterapkan dalam berbagai konteks sosial dan moral. Prinsip-prinsip ini telah mempengaruhi pandangan tentang hak asasi manusia, keadilan sosial, dan etika pribadi, mendorong orang untuk bertindak dengan lebih adil dan berempati. - Jembatan dalam Dialog Antar Agama
Figur Yesus dihormati dalam berbagai agama lain, termasuk Islam, di mana Dia diakui sebagai salah satu nabi, dan dalam agama Baha’i. Penghormatan terhadap Yesus dalam agama-agama ini telah membuka jalan untuk dialog dan pemahaman lintas agama yang lebih luas. Di banyak bagian dunia, Yesus menjadi titik temu di mana orang-orang dari berbagai keyakinan bisa berkumpul dan membangun pemahaman bersama.-
Penghormatan Yesus dalam Islam
Dalam Islam, Ia dikenal sebagai Nabi Isa dihormati sebagai salah satu nabi yang penting. Ajaran-ajaran dan kisah hidup-Nya, meskipun berbeda dalam beberapa aspek dari narasi Kristen, tetap menegaskan banyak nilai yang sama, seperti kebaikan, pengorbanan diri, dan pentingnya berbuat baik kepada sesama. Penghormatan ini membuka jalan bagi dialog antara umat Kristen dan Muslim, memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi kesamaan dalam keyakinan mereka dan memahami perbedaan dengan cara yang lebih harmonis.
- Yesus dalam Agama Baha’iDalam agama Baha’i, Yesus dianggap sebagai salah satu manifestasi Tuhan, seorang guru spiritual yang mengajar tentang kasih dan persatuan. Dalam konteks ini, ajaran-Nya dianggap sebagai bagian dari seri wahyu ilahi yang terus berkembang, menekankan prinsip-prinsip universal seperti persatuan umat manusia dan kesetaraan. Hal ini membantu memperkuat dialog antara pengikut Baha’i dan Kristen, serta antara penganut agama lain yang menghargai ajaran universal tentang kasih dan harmoni.
-
- Dampak pada Sosial dan Politik
Ajaran-Nya tentang cinta kasih, kesetaraan, dan belas kasih telah berperan penting dalam membentuk banyak gerakan sosial dan politik. Dari gerakan hak sipil hingga advokasi untuk kaum marginal, ajaran-Nya telah digunakan sebagai panggilan untuk tindakan dan perubahan sosial. Dalam konteks politik, prinsip-prinsip Yesus sering kali dijadikan sebagai standar untuk mengukur keadilan dan kebijakan publik, mendorong pemimpin dan masyarakat untuk berusaha menciptakan dunia yang lebih adil dan penuh kasih. Kisah perjuangan Desmon Tutu menentang apartheid dan Martin Luther King Jr. dengan pergerakan penyetaraan hak-hak sipil di AS adalah beberapa contoh bagaimana ajaran-Nya menginspirasi banyak generasi setelah-Nya
Fakta-Fakta Tentang Yesus Kristus
- Waktu dan Tempat Kelahiran: Yesus Kristus lahir sekitar tahun 6 hingga 4 Sebelum Masehi di Bethlehem, sebuah kota kecil di Judea. Kelahiran-Nya, yang bertepatan dengan masa pemerintahan Herodes Agung, menjadi salah satu momen paling penting dalam sejarah keagamaan.
- Latar Belakang Keluarga: Dia adalah anak dari Maria dan Yusuf. Yusuf, seorang tukang kayu, dan Maria, yang dikisahkan mengandung melalui Roh Kudus, membentuk keluarga sederhana yang hidup dengan mematuhi tradisi Yahudi.
- Konsepsi Imakulata: Ajaran Kristen menyatakan bahwa Maria, ibu Yesus, mengandung-Nya melalui Roh Kudus. Konsep ini, dikenal sebagai Konsepsi Imakulata, menjadi dasar bagi doktrin Kristen tentang kelahiran Yesus yang suci dan tanpa noda dosa asal.
- Belajar dan Mengajar di Sinagoge: Yesus Kristus, dibesarkan dalam tradisi Yahudi, sering kali berada di sinagoge, tempat Dia belajar dan kemudian mengajar tentang hukum serta tradisi Yahudi. Sinagoge menjadi pusat kehidupan rohani dan pendidikan bagi-Nya, di mana Dia mengembangkan pemahaman mendalam tentang agama dan tradisi leluhurnya. Sebagai pengajar, Yesus menarik banyak pendengar di sinagoge dengan ajaran dan wawasan-Nya yang mendalam.
- Pembaptisan oleh Yohanes Pembaptis: Sekitar umur 30, Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di Sungai Yordan. Pembaptisan ini menandai awal dari pelayanan publik-Nya dan dianggap sebagai momen pengakuan ilahi atas misi dan identitas-Nya.
- Pelayanan Publik: Yesus menjalani masa pelayanan selama sekitar tiga tahun, mengajar, melakukan mukjizat, dan menyebarkan pesan tentang Kerajaan Allah. Masa pelayanan ini dicatat dengan baik dalam kitab-kitab Injil dan merupakan masa paling produktif dalam kehidupan dan ajaran-Nya.
- Ajaran dan Pengajaran: Pengajaran Yesus terkenal karena parabel dan alegorinya yang mendalam, mengajarkan tentang kasih, pengampunan, dan hubungan manusia dengan Tuhan. Ajaran-Nya menantang norma-norma sosial dan agama pada zamannya, menyampaikan pesan universal yang masih relevan hingga hari ini.
- Penyaliban dan Kebangkitan: Yesus disalibkan di Yerusalem, sebuah peristiwa yang dianggap oleh umat Kristen sebagai pengorbanan untuk penebusan dosa umat manusia. Tiga hari setelah kematian-Nya, Dia bangkit dari kematian, peristiwa yang merayakan kemenangan atas dosa dan kematian, menjadi inti dari iman Kristen.
- Peninggalan: Ajaran dan kehidupan Yesus terus memberi inspirasi dan membimbing miliaran orang di seluruh dunia. Dia dihormati sebagai nabi dalam Islam dan agama-agama lain, menunjukkan pengaruh lintas agama dan kebudayaan yang luas dari ajaran-Nya.
- Pengaruh Budaya dan Sejarah: Kisah Yesus telah mempengaruhi seni, sastra, musik, dan budaya secara luas. Dari lukisan dinding gereja hingga karya sastra modern, pengaruh-Nya terlihat dalam berbagai bentuk ekspresi artistik dan intelektual di seluruh dunia.
Quote
-
“Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Matius 22:39
-
“Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” Matius 5:9
-
“Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan jiwa-Nya?” Matius 16:26
-
“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kecuali melalui Aku.” Yohanes 14:6
-
“Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang memiliki Kerajaan Sorga.” Lukas 6:20