Tokoh.co.id – William Shakespeare, penulis, penyair, dan aktor asal Inggris, dianggap sebagai penulis terbesa di dunia berbahasa Inggris dan dramawan paling terkemuka. Dijuluki sebagai “Bard of Avon,” Shakespeare dikenal sebagai penyair nasional Inggris. Karyanya yang melimpah dan beragam mencakup drama, puisi, dan soneta yang telah memberikan pengaruh mendalam terhadap sastra dan teater dunia. Kehidupannya, dari masa kecil hingga menjadi ikon sastra, membentang sebagai narasi tentang kejeniusan yang muncul dari asal yang sederhana. Karya-karyanya, yang penuh dengan wawasan tentang sifat manusia, tetap relevan hingga kini, memperlihatkan keuniversalitas dan keabadian karya Shakespeare.
Sekilas Tentang William Shakespeare
William Shakespeare, lahir di Stratford-upon-Avon, dikenal sebagai salah satu tokoh sastra yang paling berpengaruh dalam sejarah. Dia tidak hanya seorang dramawan, tetapi juga seorang aktor dan penyair yang karyanya telah menjangkau seluruh penjuru dunia. Karya-karyanya, yang terdiri dari 38 drama, 154 soneta, dan beberapa puisi epik, telah diterjemahkan ke dalam setiap bahasa utama dan dipentaskan lebih sering daripada dramawan manapun.
Kehidupan pribadi Shakespeare, yang terbilang misterius, seringkali menjadi topik menarik bagi para peneliti dan penggemar sastra. Dia dikenal sebagai sosok yang mampu menggambarkan aspek-aspek kemanusiaan dengan sangat mendalam dan kompleks dalam karyanya. Baik tragedi, komedi, maupun sejarah, setiap karyanya adalah penjelajahan terhadap berbagai emosi dan kondisi manusia.
Pengaruh Shakespeare dalam sastra Inggris dan dunia tidak terukur. Dia dianggap sebagai inovator dalam penggunaan bahasa dan struktur naratif. Banyak frasa dan istilah yang diciptakan oleh Shakespeare kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari bahasa Inggris. Kehidupannya dan karyanya terus diteliti dan dipelajari sebagai karya klasik yang tak lekang oleh waktu.
Kehidupan Awal dan Keluarga William Shakespeare
William Shakespeare dilahirkan di Stratford-upon-Avon, sebuah kota kecil di Warwickshire, Inggris. Tanggal pasti kelahirannya tidak diketahui, namun dia dibaptis pada 26 April 1564. Sebagai anak pertama yang selamat dari pasangan John Shakespeare, seorang pembuat sarung tangan dan tokoh penting di kota tersebut, dan Mary Arden, putri dari seorang petani kaya, kehidupan awal Shakespeare dipenuhi dengan budaya dan tradisi lokal yang kental.
Ayahnya, John, seorang pebisnis yang sukses dan juga menjabat dalam berbagai posisi politik di kota tersebut, memberikan pengaruh yang kuat terhadap pemikiran dan karier awal Shakespeare. Dari ibunya, Mary, Shakespeare mewarisi status sosial yang lebih tinggi dan koneksi dengan dunia pertanian dan tanah, yang sering muncul dalam karyanya.
Pada tahun 1576, ketika Shakespeare berusia sekitar 12 tahun, keluarganya mengalami kesulitan keuangan, yang kemungkinan mempengaruhi pendidikan dan masa depannya. Meski demikian, Shakespeare tetap mendapatkan pendidikan yang baik. Dia dididik di King’s New School di Stratford, sebuah sekolah gramatika yang memberikan penekanan pada pelajaran Latin, klasik, dan Alkitab, yang kemudian memberi pengaruh besar pada karya-karyanya.
Tidak ada catatan yang menunjukkan bahwa Shakespeare melanjutkan pendidikan di universitas, yang pada waktu itu tidak umum bagi seseorang dari latar belakangnya. Namun, kefasihannya dalam bahasa Latin dan klasik, yang terlihat jelas dalam karyanya, menunjukkan bahwa dia menerima pendidikan yang solid di bidang-bidang tersebut selama masa sekolahnya.
Pada tahun 1582, Shakespeare menikah dengan Anne Hathaway, yang saat itu berusia 26 tahun, delapan tahun lebih tua daripada Shakespeare. Mereka dikaruniai tiga anak: Susanna, yang lahir enam bulan setelah pernikahan mereka, dan kembaran Hamnet dan Judith. Sayangnya, Hamnet meninggal pada usia 11 tahun, sebuah peristiwa yang diyakini memiliki dampak besar terhadap Shakespeare secara pribadi dan profesional.
Kehidupan keluarga Shakespeare di Stratford dan kemudian di London memberikan banyak wawasan tentang latar belakang dan pengaruh yang membentuk karier dan karyanya. Meskipun banyak aspek kehidupan pribadinya yang masih menjadi misteri, dari dokumen-dokumen sejarah dapat dilihat bahwa ia memainkan peran penting dalam kehidupan sosial dan budaya baik di Stratford maupun di London.
Pernikahannya dengan Hathaway sering menjadi subjek spekulasi dan analisis, dengan banyak cendekiawan mencoba mendekripsi pengaruh hubungan mereka terhadap karya-karyanya. Meski kehidupan rumah tangganya mungkin tidak selalu harmonis, jelas bahwa keluarga memainkan peran penting dalam kehidupan dan karya Shakespeare.
Masa Kecil dan Pendidikan William Shakespeare
William Shakespeare, yang masa kecilnya dihabiskan di Stratford-upon-Avon, mendapat pengalaman dan pendidikan yang berperan penting dalam pembentukan kariernya sebagai dramawan. Masa kecilnya terjadi di era yang ditandai dengan perubahan sosial, politik, dan keagamaan signifikan di Inggris. Peristiwa-peristiwa ini, bersama dengan lingkungan keluarganya, memberikan dampak yang mendalam terhadap pemahamannya tentang dunia dan manusia.
Shakespeare memulai pendidikannya di King’s New School di Stratford, sekolah gramatika yang terkenal dengan kurikulumnya yang ketat. Di sini, Shakespeare menerima pendidikan dasar dalam bahasa Latin, retorika, logika, dan sastra klasik, yang semua ini menjadi unsur penting dalam karya-karyanya. Karya-karya klasik dari penulis seperti Ovid, Plautus, dan Seneca, bersama dengan teks-teks agama Kristen, memberikan dasar bagi pemahaman sastra dan filosofisnya.
Selama masa sekolahnya, Shakespeare juga terpapar dengan tradisi dan cerita rakyat lokal, yang kemudian sering ia gunakan sebagai dasar atau inspirasi bagi banyak dari drama dan puisinya. Pengalaman masa kecilnya di Stratford, yang kaya dengan festival dan perayaan lokal, memberikan wawasan ke dalam tradisi dan kebiasaan rakyat yang sering muncul dalam karya-karyanya.
Tidak ada catatan yang menunjukkan bahwa Shakespeare menerima pendidikan formal setelah meninggalkan sekolah gramatika. Meskipun demikian, kefasihan dan kedalaman pengetahuan yang ditunjukkan dalam karyanya menunjukkan bahwa dia terus belajar secara otodidak. Dia mungkin mendapat akses ke perpustakaan lokal atau melalui kenalan yang berpendidikan tinggi, memungkinkan dia untuk terus memperluas pengetahuannya.
Pendidikan formal di sekolah gramatika pada masa itu terfokus pada pembelajaran melalui hafalan dan pengulangan, yang mengasah kemampuan Shakespeare dalam menggunakan bahasa dengan cara yang kreatif dan inovatif. Keterampilan ini tampak jelas dalam penggunaannya terhadap iambic pentameter dan struktur puisi lainnya, yang menjadi ciri khas dalam banyak drama dan sonetanya.
Shakespeare juga hidup di era ketika teater mulai berkembang sebagai bentuk hiburan populer. Meskipun tidak ada catatan pasti tentang pengalaman pertama Shakespeare dengan teater, sangat mungkin bahwa ia terpapar dengan pertunjukan-pertunjukan yang berlangsung di Stratford atau di daerah sekitarnya. Pengalaman awal ini mungkin telah membangkitkan minatnya pada drama dan akting.
Awal Karir William Shakespeare
Karir William Shakespeare di dunia sastra dimulai di London pada akhir abad ke-16. Setelah meninggalkan Stratford-upon-Avon, dia pindah ke London, pusat budaya dan artistik Inggris pada masa itu. Di sana, Shakespeare dengan cepat membangun reputasi sebagai seorang dramawan dan aktor yang berbakat.
Pada awal 1590-an, William Shakespeare sudah menjadi anggota dari kelompok teater Lord Chamberlain’s Men, salah satu kelompok teater paling terkenal di London. Kelompok ini kemudian berganti nama menjadi King’s Men setelah mendapatkan dukungan dari Raja James I. Shakespeare tidak hanya menulis untuk grup ini tetapi juga berperan sebagai aktor.
Karya-karya awal William Shakespeare di London terutama adalah komedi dan sejarah, seperti “Henry VI” dan “The Comedy of Errors.” Karyanya cepat mendapatkan pengakuan dan pujian, yang menunjukkan bakatnya yang luar biasa dalam menggabungkan unsur komedi, tragedi, dan sejarah dalam narasi yang menarik dan berkesan.
Selama periode ini, Shakespeare juga mulai menulis soneta, yang menjadi salah satu kontribusi terbesarnya dalam sastra Inggris. Karir awalnya di London meletakkan dasar bagi kesuksesannya di kemudian hari, memperkuat posisinya sebagai salah satu dramawan terbesar dalam sejarah sastra.
Peristiwa Penting William Shakespeare
Perjalanan hidup William Shakespeare dipenuhi dengan berbagai peristiwa penting yang secara signifikan mempengaruhi kariernya dan karya-karyanya. Salah satu momen penting dalam kehidupannya adalah pernikahannya dengan Anne Hathaway pada tahun 1582. Pernikahan ini terjadi ketika Shakespeare baru berusia 18 tahun, sedangkan Anne berusia 26 tahun. Mereka dikaruniai tiga anak, Susanna, Hamnet, dan Judith. Kematian putranya, Hamnet, pada usia 11 tahun, diyakini memberikan dampak emosional yang mendalam pada Shakespeare dan tercermin dalam beberapa karyanya.
Pada tahun 1592, Shakespeare sudah dikenal sebagai seorang aktor dan penulis di London. Namun, antara 1593 dan 1594, teater di London ditutup karena wabah pes. Selama masa ini, Shakespeare mulai menulis soneta dan karya-karya non-dramatis lainnya. Penutupan teater ini memberikan kesempatan baginya untuk bereksperimen dan mengasah keterampilan penulisannya dalam bentuk sastra yang berbeda.
Pada awal abad ke-17, Shakespeare menjadi bagian dari kelompok teater King’s Men, yang menikmati dukungan dari Raja James I. Status ini memberikan Shakespeare dan rekan-rekannya kesempatan unik untuk tampil di hadapan anggota kerajaan dan masyarakat elit, meningkatkan reputasinya sebagai dramawan terkemuka.
Di samping kesuksesan profesionalnya, Shakespeare juga mengalami kesuksesan finansial. Dia membeli properti di Stratford dan London, yang menunjukkan bahwa dia telah mengumpulkan kekayaan yang signifikan dari karyanya. Kekayaan ini memungkinkannya untuk kembali ke Stratford pada tahun-tahun terakhir hidupnya dan hidup dengan nyaman.
Kembali ke Stratford tidak berarti berakhirnya karir sastra Shakespeare. Dia terus menulis dan menghasilkan beberapa karya terbesarnya, termasuk “Macbeth,” “King Lear,” dan “The Tempest.” Karya-karya ini, yang banyak dianggap sebagai puncak dari kejeniusannya, menunjukkan kedalaman psikologis dan inovasi sastra yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pencapaian William Shakespeare
William Shakespeare, sering dianggap sebagai penulis terbesar dalam sejarah bahasa Inggris, memiliki daftar pencapaian yang luar biasa. Kariernya sebagai dramawan, penyair, dan aktor mencakup beberapa dekade, selama mana dia menciptakan karya-karya yang tetap berpengaruh hingga hari ini.
- Karya Dramatis: Shakespeare menulis sekitar 38 drama, yang sekarang menjadi bagian integral dari kanon sastra dan teater dunia. Drama-dramanya dibagi menjadi tiga kategori
utama: tragedi, komedi, dan sejarah. Di antara tragedi-tragedinya yang paling terkenal adalah “Hamlet,” “Othello,” “King Lear,” dan “Macbeth.” Komedi-komedi seperti “A Midsummer Night’s Dream,” “As You Like It,” dan “Twelfth Night” masih sering dipentaskan karena humor dan kecerdikan ceritanya. Drama sejarah seperti “Henry V” dan “Richard III” membuka wawasan baru tentang politik dan kekuasaan.
- Puisi dan Soneta: Selain drama, Shakespeare juga dikenal karena soneta dan puisinya. Koleksi “Sonnets,” yang terdiri dari 154 soneta, mengeksplorasi tema-tema seperti cinta, kecantikan, politik, dan kematian. Karya-karya ini menunjukkan penguasaan Shakespeare atas bentuk puisi dan kemampuannya mengungkapkan emosi yang kompleks dengan cara yang indah dan berkesan.
- Pengaruh dan Warisan: Shakespeare telah memberikan pengaruh yang tidak terukur terhadap sastra dan teater. Bahasa dan frasa yang diciptakannya telah menjadi bagian dari bahasa Inggris sehari-hari. Karya-karyanya telah diterjemahkan ke dalam hampir setiap bahasa utama dan dipentaskan lebih sering daripada dramawan manapun di dunia.
- Inovasi dalam Teater: Shakespeare juga dikenal karena inovasinya dalam teknik naratif dan struktur dramatis. Dia mengembangkan karakter-karakternya dengan kedalaman psikologis yang belum pernah terjadi sebelumnya, membuat mereka terasa nyata dan kompleks. Dia juga sering menggunakan teknik seperti monolog internal untuk mengeksplorasi pemikiran dan motivasi karakternya.
- Kesuksesan Komersial dan Status Sosial: Di masa hidupnya, William Shakespeare bukan hanya sukses secara artistik tetapi juga secara komersial. Dia adalah pemegang saham di Globe Theatre dan kemudian Blackfriars Theatre. Kekayaan dan kesuksesannya memungkinkan dia untuk membeli properti signifikan di Stratford dan London.
- Pengakuan Pasca Meninggal: Meskipun Shakespeare dihargai selama hidupnya, pengakuan penuh atas kejeniusannya lebih banyak terjadi setelah kematiannya. Penerbitan “First Folio” pada tahun 1623, yang mengumpulkan sebagian besar drama-dramanya, memainkan peran penting dalam memastikan bahwa karyanya tidak terlupakan.
- Pengaruh Budaya: Karya Shakespeare telah menginspirasi tidak hanya sastra tetapi juga film, musik, dan seni visual. Adaptasi dan reinterpretasi karya-karyanya dalam berbagai bentuk seni menunjukkan kelenturan dan relevansi abadinya.
Dengan menggabungkan keahlian dalam bahasa, pemahaman mendalam tentang sifat manusia, dan penciptaan naratif yang kaya, Shakespeare telah menciptakan warisan yang tetap hidup dan berpengaruh dalam budaya global.
Kematian William Shakespeare
William Shakespeare meninggal pada tanggal 23 April 1616, pada usia 52 tahun, di kota kelahirannya, Stratford-upon-Avon. Meskipun penyebab pasti kematiannya tidak diketahui, catatan sejarah menunjukkan bahwa dia mungkin telah menderita penyakit yang singkat sebelum kematiannya. Shakespeare dimakamkan di Gereja Holy Trinity di Stratford, tempat di mana ia juga dibaptis.
Makam Shakespeare dikenal dengan epitafnya yang terkenal, yang berbunyi: “Good friend, for Jesus’ sake forbear, To dig the dust enclosed here. Blessed be the man that spares these stones, And cursed be he that moves my bones.” Epitaf ini menunjukkan keinginannya agar makamnya tidak diganggu.
Kematian Shakespeare menandai akhir dari era yang luar biasa dalam sejarah sastra. Meskipun ia telah tiada, karya-karya dan warisannya terus hidup, menginspirasi generasi penulis, aktor, dan pencinta sastra di seluruh dunia.
Peninggalan William Shakespeare
Warisan William Shakespeare dalam dunia sastra dan teater tidak hanya abadi tetapi juga sangat berpengaruh, mencapai jauh melampaui batas-batas zaman dan budaya. Karya-karyanya, yang meliputi drama, soneta, dan puisi, merupakan sumbangsih tak ternilai bagi kanon sastra dunia. Tidak hanya menjadi bahan studi dan pentas yang luas, karya-karyanya juga telah diadaptasi dalam berbagai format, seperti film, opera, dan bentuk seni lainnya, membuktikan fleksibilitas dan relevansinya yang tak lekang oleh waktu.
Pengaruh Shakespeare terhadap bahasa Inggris sangat signifikan. Dia bukan hanya menciptakan kata dan frasa baru, tetapi juga mengembangkan gaya penulisan yang khas dengan penggunaan metafora yang kaya dan karakterisasi yang mendalam. Gaya penulisannya telah menjadi standar dalam penulisan drama dan puisi, serta mempengaruhi banyak penulis yang datang setelahnya. Frasa-frasa yang ia ciptakan, seperti “heart of gold” dan “wild-goose chase,” masih digunakan secara luas hingga hari ini.
Pengakuan terhadap pentingnya Shakespeare dalam sastra Inggris terutama meningkat pada abad ke-19. Saat itu, karyanya mulai dipuji sebagai puncak pencapaian sastra, dan “First Folio,” yang diterbitkan pada tahun 1623 dan mengumpulkan sebagian besar dramanya, memainkan peran kunci dalam melestarikan karya-karyanya untuk generasi mendatang.
Di luar bidang sastra, Shakespeare juga mempengaruhi berbagai aspek kebudayaan lainnya. Dalam dunia film, adaptasi dari karya-karyanya, baik yang setia pada teks asli maupun yang lebih bebas, seperti “West Side Story” (adaptasi dari “Romeo and Juliet”) dan “10 Things I Hate About You” (adaptasi dari “The Taming of the Shrew”), telah membawa cerita-cerita Shakespeare ke penonton global. Bahkan industri musik, dengan berbagai genre, sering kali mengambil inspirasi dari karya-karyanya.
Shakespeare juga mempengaruhi pendidikan, dengan karya-karyanya menjadi bagian penting dari kurikulum di banyak sekolah di seluruh dunia. Penelitian dan interpretasi atas karya-karyanya terus berkembang, dengan cendekiawan terus menemukan lapisan-lapisan baru makna dalam teks-teksnya.
Di samping itu, Shakespeare telah mempengaruhi pemikiran politik dan filsafat. Pemahamannya tentang sifat manusia dan masyarakat sering dikutip dalam diskusi tentang kepemimpinan, kekuasaan, dan etika. Karakter-karakternya yang kompleks dan berlapis, seperti Hamlet dan Lady Macbeth, telah menjadi subjek analisis psikologis yang mendalam.
Dalam dunia teater, Shakespeare dianggap sebagai tokoh yang tidak tergantikan. Teater modern banyak berhutang pada inovasi dramatis dan naratifnya. Pemahamannya tentang drama sebagai alat untuk mengeksplorasi kondisi manusia tetap menjadi inspirasi bagi dramawan, sutradara, dan aktor hingga saat ini.
Fakta-Fakta Tentang William Shakespeare
- Kelahiran dan Latar Belakang Awal: William Shakespeare lahir di Stratford-upon-Avon, Inggris. Dia merupakan anak ketiga dari delapan bersaudara, lahir dari John
Shakespeare, seorang pembuat sarung tangan yang berpengaruh, dan Mary Arden, keturunan dari keluarga petani terpandang.
- Awal Karir: Memulai karirnya di London sekitar tahun 1585, William Shakespeare terlibat dalam dunia teater sebagai aktor sebelum dikenal sebagai penulis.
- Karya Dramatis: Selama karirnya, William Shakespeare menulis 38 drama, termasuk karya terkenal seperti “Hamlet,” “Macbeth,” “Romeo and Juliet,” dan “Othello.” Drama-dramanya mencakup berbagai genre, dari tragedi hingga komedi dan drama sejarah.
- Puisi dan Soneta: Selain drama, William Shakespeare juga menulis 154 soneta, yang mengeksplorasi berbagai tema seperti cinta, keindahan, politik, dan mortalitas.
- Kehidupan Pribadi: Pada tahun 1582, William Shakespeare menikah dengan Anne Hathaway, yang lebih tua darinya delapan tahun. Mereka memiliki tiga anak: Susanna, Hamnet, dan Judith. Kematian Hamnet pada usia 11 tahun diduga memberikan dampak besar pada Shakespeare.
- Kontribusi Bahasa: William Shakespeare dikenal karena keahliannya dalam bermain kata dan penciptaan frasa baru. Dia berkontribusi pada perkembangan bahasa Inggris Modern Awal dengan menambahkan kata-kata dan ekspresi yang masih digunakan hingga saat ini.
- Pengaruh Kultural: Pengaruh William Shakespeare tidak hanya terbatas pada sastra tetapi juga merambah ke budaya populer, pendidikan, dan filsafat. Dia sering dikutip dan dijadikan referensi dalam berbagai bidang.
- Kematian dan Pemakaman: William Shakespeare meninggal pada 23 April 1616 dan dimakamkan di Gereja Holy Trinity, Stratford-upon-Avon. Epitaf di makamnya terkenal karena memperingatkan agar jangan mengganggu makamnya.
- Pengakuan Pasca-Mati: Meskipun terkenal saat hidup, pengakuan William Shakespeare sebagai penulis terbesar dalam bahasa Inggris terutama tumbuh setelah kematiannya, terutama setelah penerbitan “First Folio” pada tahun 1623, yang mengumpulkan sebagian besar drama-dramanya.
- Inovasi Sastra: William Shakespeare diakui karena menggabungkan teknik naratif yang kompleks, seperti penggunaan soliloquy untuk mengeksplorasi konflik internal karakternya. Dia juga terkenal karena karakterisasi yang mendalam dan pengembangan karakter wanita yang kuat dan kompleks.
- Legasi Teater: William Shakespeare merupakan pemegang saham di Globe Theatre, yang merupakan pusat pentas utama bagi banyak drama-dramanya. Rekonstruksi teater ini di London modern menjadi situs penting untuk pelestarian dan penampilan karya-karyanya.
- Pengaruh Internasional: Karya William Shakespeare telah diterjemahkan ke dalam setiap bahasa utama dan dipentaskan di seluruh dunia, menunjukkan universalitas dan daya tariknya yang melintasi batas budaya dan geografis.
Quotes
- “To be, or not to be: that is the question” (Hamlet) – “Hidup atau mati: itulah pertanyaannya.”
- “All the world’s a stage, and all the men and women merely players” (As You Like It) – “Seluruh dunia adalah panggung, dan semua lelaki serta wanita hanyalah pemain.”
- “Romeo, Romeo! wherefore art thou Romeo?” (Romeo and Juliet) – “Romeo, Romeo! mengapa engkau Romeo?”
- “Now is the winter of our discontent” (Richard III) – “Kini adalah musim dingin ketidakpuasan kita.”
- “We are such stuff as dreams are made on” (The Tempest) – “Kita adalah bahan yang mimpi-mimpi dibuat darinya.”