Tokoh.co.id – Program makan siang gratis, sebuah langkah strategis dalam dunia pendidikan dan kesejahteraan anak Indonesia yang sedang berlangsung. Pemerintah Indonesia, di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, tengah giat melakukan uji coba dan pembahasan intensif terkait program makan siang gratis, yang menjadi salah satu janji kampanye calon presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Pada Kamis, 29 Februari 2024, dilakukan simulasi perdana program ini di SMP Negeri 2 Curug, Tangerang, yang dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. Simulasi ini menampilkan empat menu makan siang, termasuk nasi ayam dan gado-gado, dengan biaya per porsi Rp 15.000. Program ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak sekolah, dengan dukungan anggaran dari Pemerintah Kabupaten Tangerang.
Selain itu, sidang kabinet paripurna pada 26 Februari 2024, yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo, juga membahas program ini. Menurut Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), program ini tidak hanya bertujuan meningkatkan gizi, tetapi juga merangsang ekonomi lokal, dengan potensi perputaran ekonomi yang signifikan.
Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Satu Kahkonen, menekankan pentingnya perencanaan matang, khususnya dalam aspek anggaran. Program ini diharapkan dapat menyasar lebih dari 80 juta penerima manfaat dengan cakupan 100 persen pada tahun 2029, mencakup siswa pra-sekolah hingga SMA, serta pesantren.
Menanggapi kebutuhan anggaran yang besar, Hashim Djojohadikusumo dari Tim Kampanye Nasional Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, menyatakan dana yang dibutuhkan mencapai Rp 450 triliun per tahun. Namun, ia menegaskan bahwa dana tersebut tidak akan mengambil dari anggaran program bantuan sosial (bansos), melainkan dari sumber anggaran baru.
Pemerintahan Jokowi berkomitmen untuk mempersiapkan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 dengan mempertimbangkan program ini, mengingat pelaksanaan APBN 2025 akan dijalankan oleh pemerintahan berikutnya.
Program makan siang gratis ini tidak hanya menjadi topik hangat di kalangan pemerintah dan lembaga internasional, tetapi juga diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap gizi dan pendidikan anak-anak Indonesia, sekaligus memberi dorongan ekonomi lokal.
Urgensi Program Makan Siang Gratis
Program Makan Siang Gratis memegang peranan penting dalam mendukung kesehatan dan gizi anak-anak di Indonesia. Menurut penelitian yang dilakukan, masalah gizi buruk dan malnutrisi cukup serius di Indonesia, terutama di kalangan anak-anak yang berada di lingkungan dengan akses gizi yang tidak memadai. Sebuah studi di sekolah Islam di Indonesia menunjukkan bahwa program makan siang yang menggabungkan intervensi diet dan edukasi dapat secara efektif meningkatkan tingkat hemoglobin dan mengurangi prevalensi anemia di kalangan siswa yang kurang gizi.
Di Indonesia, hampir setengah dari anak-anak mengalami kekurangan gizi dan sekitar seperempat menderita anemia, kondisi yang terkait dengan perkembangan fisik dan mental yang buruk. Menariknya, sebuah studi tahun 2016 menunjukkan bahwa sekitar sepertiga anak berusia 5-19 tahun memiliki berat badan kurang, dengan konsumsi daging, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan jauh di bawah rata-rata jika dibandingkan dengan jumlah yang dikonsumsi oleh anak-anak di benua Asia lainnya khususnya Asia Tenggara.
Selain itu, masalah nutrisi di sekolah-sekolah di Indonesia menjadi perhatian khusus. Sekolah ini biasanya berada di lingkungan pedesaan dengan latar belakang ekonomi menengah ke bawah, di mana tingkat anemia, obesitas, dan stunting di kalangan siswa pesantren berada di atas rata-rata nasional. Untuk mengatasi masalah malnutrisi di kalangan siswa, PT Ajinomoto Indonesia bermitra dengan IPB dalam proyek pilot Program Makan Siang di dua pesantren dari tahun 2018 hingga 2019. Proyek ini mengambil pendekatan holistik dengan menyediakan makanan seimbang yang disesuaikan dengan selera lokal, serta mengedukasi siswa dan staf tentang nutrisi, kebersihan, dan olahraga yang tepat.
Program makan siang gratis ini tidak hanya memperbaiki kebiasaan makan anak-anak, dengan lebih banyak anak makan siang secara teratur dan mengonsumsi protein hewani, sayuran, dan buah-buahan lebih sering, tetapi juga meningkatkan asupan energi, lemak, protein, karbohidrat, zat besi, dan vitamin C mereka. Sebagai hasilnya, tingkat anemia menurun hingga setengahnya, dan berdasarkan hasil studi, anak-anak melaporkan merasa lebih sehat, tidak cepat merasa kantuk, lebih berenergi, dan menunjukkan peningkatan dalam tes memori instan.
Dari hasil program uji coba tersebut, program makan siang gratis tidak hanya membantu dalam mengisi kekosongan nutrisi yang sangat dibutuhkan, terutama di kalangan anak-anak dari latar belakang ekonomi yang kurang mampu, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kesehatan mental dan fisik serta kinerja akademis mereka. Program ini menjadi contoh penting dari upaya untuk meningkatkan kualitas hidup dan pendidikan anak-anak di Indonesia melalui intervensi nutrisi yang efektif di sekolah.