Tokoh.co.id – Margaret Thatcher, tokoh yang memainkan peran kunci dalam sejarah politik Inggris, dikenal karena kepemimpinannya yang tegas dan sering kali kontroversial. Lahir pada tahun 1925 di Grantham, Inggris, ia mewarisi nilai-nilai ketekunan dan kemandirian dari kedua orang tuanya, yang membentuk dasar etos kerjanya yang kuat. Pemerintahannya sebagai Perdana Menteri Inggris dari tahun 1979 hingga 1990 merupakan periode transformasi besar, di mana ia menerapkan serangkaian reformasi ekonomi dan sosial yang radikal. Gaya kepemimpinannya yang tak kenal kompromi dan kebijakan-kebijakannya yang pro-pasar telah mengubah wajah ekonomi dan politik Inggris, meninggalkan warisan yang masih diperdebatkan hingga hari ini. Sebagai pemimpin Partai Konservatif, Thatcher tidak hanya mengubah struktur partainya, tetapi juga memberikan dampak besar pada politik Inggris, mendorong perubahan yang mendalam dalam kebijakan domestik dan internasional negara tersebut.
Sekilas Tentang Margaret Thatcher
Margaret Thatcher, sering dijuluki ‘Si Wanita Besi’, merupakan sosok yang memadukan kecerdasan politik dengan ketegasan yang tidak tergoyahkan. Pemimpin wanita pertama di Inggris yang menjabat sebagai Perdana Menteri, ia memegang jabatan ini selama lebih dari satu dekade, dari 1979 hingga 1990. Gaya kepemimpinannya yang khas ditandai dengan keberanian dalam mengambil keputusan dan kecenderungan untuk mendorong reformasi ekonomi liberal.
Karir politik Thatcher diawali dengan pendidikan dalam bidang kimia di Universitas Oxford, sebelum memasuki dunia politik. Kepemimpinannya di Partai Konservatif menunjukkan kemampuannya untuk menginspirasi dan memobilisasi dukungan, meskipun sering kali menyebabkan perpecahan. Dia terkenal karena kebijakan-kebijakannya yang berfokus pada pengurangan peran pemerintah dalam ekonomi, privatisasi perusahaan-perusahaan negara, dan pengurangan kekuasaan serikat pekerja.
Di panggung internasional, Thatcher diingat karena hubungannya yang kuat dengan Presiden AS Ronald Reagan, serta posisinya yang tegas terhadap Uni Soviet selama Perang Dingin. Ia juga memainkan peran penting dalam mempromosikan hubungan transatlantik dan mendukung intervensi militer di Falklands War.
Sebagai tokoh yang memecah belah dan ikonik, Thatcher meninggalkan warisan yang kompleks. Bagi pendukungnya, ia dianggap sebagai pembawa perubahan yang diperlukan untuk menghidupkan kembali ekonomi Inggris. Namun, bagi kritikusnya, kebijakan-kebijakannya dianggap menyebabkan ketidaksetaraan sosial dan ekonomi. Kepemimpinannya tidak hanya mengubah Partai Konservatif dan Inggris, tetapi juga memberikan dampak signifikan pada politik global.
Kehidupan Awal dan Keluarga Margaret Thatcher
Margaret Hilda Thatcher lahir pada 13 Oktober 1925, di Grantham, Lincolnshire, Inggris. Anak kedua dari Alfred Roberts, seorang pengusaha dan politikus lokal, dan Beatrice Roberts, ia dibesarkan dalam lingkungan yang menganut nilai-nilai kedisiplinan dan etos kerja yang kuat. Keluarganya menjalankan dua toko kelontong, dan kehidupan awal Thatcher dipenuhi dengan pelajaran tentang pentingnya kerja keras, penghematan, dan kemandirian.
Ayahnya, seorang anggota Partai Konservatif dan wali kota Grantham, memengaruhi pandangan politik dan ekonomi Thatcher. Dia tumbuh dalam lingkungan yang politis aktif, di mana diskusi tentang politik dan ekonomi sering terjadi di rumahnya. Pendidikan awalnya di sekolah perempuan Grantham Girls’ School, diikuti oleh studinya di Somerville College, Oxford, di mana ia mempelajari kimia, menunjukkan kecemerlangan akademisnya. Di Oxford, Thatcher juga aktif dalam politik, menjadi Presiden Asosiasi Konservatif Universitas Oxford.
Karir awal Thatcher sebagai ahli kimia, termasuk bekerja sebagai peneliti untuk perusahaan pengembang makanan, J. Lyons and Co., menandakan kemampuannya untuk menembus bidang yang didominasi pria. Kemudian, ia melanjutkan studi hukum dan menjadi pengacara, dengan spesialisasi dalam hukum pajak, yang memberinya wawasan lebih dalam tentang ekonomi dan bisnis.
Pada tahun 1951, Thatcher menikah dengan Denis Thatcher, seorang pengusaha yang sukses, yang memberikan dukungan finansial dan emosional yang penting dalam karir politiknya. Pasangan ini memiliki dua anak kembar, Carol dan Mark. Kehidupan pribadinya, meskipun sering tetap bersifat pribadi, menunjukkan keseimbangan antara tanggung jawab keluarga dan ambisi politiknya.
Dari awal hidupnya, Margaret Thatcher dipengaruhi oleh nilai-nilai konservatif, pengalaman akademis yang kuat, dan lingkungan yang menghargai ketekunan dan kemandirian. Kombinasi dari latar belakang keluarganya, pendidikan, dan pengalaman profesional awal membentuk dasar bagi karir politiknya yang sukses. Dalam banyak hal, asal-usul dan perjalanan hidupnya mencerminkan prinsip-prinsip yang akan ia terapkan dalam kebijakan-kebijakannya sebagai Perdana Menteri: kepercayaan pada pasar bebas, individualisme, dan kekuatan pribadi.
Masa Kecil dan Pendidikan Margaret Thatcher
Margaret Thatcher, lahir di sebuah kota pasar kecil di Inggris, memiliki masa kecil yang ditandai dengan pengalaman yang membentuk pandangannya tentang dunia dan politik. Di Grantham, ia dibesarkan dalam keluarga yang menganut prinsip ketekunan dan kemandirian, nilai-nilai yang menjadi fondasi dalam hidupnya. Ayahnya, Alfred Roberts, bukan hanya seorang pengusaha yang sukses tetapi juga seorang politikus lokal, yang menanamkan pada Thatcher pentingnya kebijakan konservatif dan prinsip-prinsip pasar bebas.
Pendidikan awal Thatcher sangat terfokus pada prestasi akademis. Dia bersekolah di Grantham Girls’ School, di mana dia menunjukkan kemampuan yang luar biasa, terutama dalam pelajaran sains dan matematika. Kecintaannya pada pengetahuan dan pembelajaran menunjukkan kecerdasan dan ketekunannya sejak usia muda. Thatcher, yang kemudian dikenal karena kebijakan-kebijakannya yang tegas, telah menunjukkan sifat kepemimpinan dan ketegasan sejak dini.
Thatcher melanjutkan pendidikannya di Somerville College, Oxford, di mana ia belajar kimia. Di universitas, dia aktif dalam kegiatan politik, menjadi anggota Asosiasi Konservatif dan memainkan peran aktif dalam politik kampus. Masa studinya di Oxford tidak hanya mengasah kemampuan intelektualnya tetapi juga menguatkan pandangannya tentang politik dan ekonomi. Oxford memberikan panggung bagi Thatcher untuk mengembangkan pemikiran politiknya dan memulai jaringan dengan tokoh-tokoh Konservatif yang akan berperan penting dalam karir politiknya.
Setelah lulus dari Oxford, Thatcher memulai karir sebagai ahli kimia. Namun, minatnya pada hukum dan politik mengarahkan dia untuk melanjutkan studi hukum. Kualifikasi hukumnya, yang diperoleh sambil bekerja, menunjukkan dedikasinya yang luar biasa dan kemauannya untuk terus belajar dan berkembang. Karir awalnya di dunia kimia dan hukum memberikan dasar yang solid untuk pemahamannya tentang dunia bisnis dan ekonomi, aspek-aspek yang kemudian menjadi fokus utama dalam kebijakan-kebijakannya sebagai Perdana Menteri.
Masa kecil dan pendidikan Thatcher menunjukkan gambaran seorang wanita yang didorong oleh ambisi, kecerdasan, dan nilai-nilai konservatif. Pendidikannya yang beragam, dari sains hingga hukum, memberinya perspektif yang luas dan mendalam, yang akan menjadi aset berharga dalam karir politiknya. Dari awal, Thatcher menunjukkan sifat yang akan mendefinisikan masa jabatannya sebagai Perdana Menteri: ketekunan, kecerdasan, dan keyakinan yang kuat pada prinsip-prinsipnya.
Awal Karir Margaret Thatcher
Margaret Thatcher memulai karir politiknya pada 1950-an, setelah menyelesaikan studi di Oxford dan memulai karirnya sebagai ahli kimia dan kemudian sebagai pengacara. Pada tahun 1951, ia menikah dengan Denis Thatcher, yang mendukung karir politiknya. Tidak lama setelah pernikahan, ia mulai fokus penuh pada politik, menandai awal dari perjalanannya di panggung politik Inggris.
Pada tahun 1959, Thatcher terpilih sebagai anggota parlemen untuk Finchley, London Utara, sebuah langkah penting yang memulai karir politiknya di House of Commons. Sebagai anggota parlemen, ia dikenal karena pandangannya yang konservatif dan kemampuannya untuk berbicara dengan tegas tentang isu-isu ekonomi dan sosial. Keberhasilannya dalam pemilu ini menjadi bukti kemampuannya untuk meyakinkan dan memengaruhi, serta ketekunannya dalam mengejar karir politik.
Selama tahun-tahun awalnya di parlemen, Thatcher dengan cepat membuat namanya sebagai politikus yang kompeten dan ambisius. Pada tahun 1961, ia diangkat sebagai Sekretaris Parlemen untuk Kementerian Pensiun dan Asuransi Nasional. Peran ini memberinya pengalaman penting dalam pengelolaan kebijakan publik dan administrasi pemerintahan.
Pada tahun 1970, Thatcher menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Sains dalam pemerintahan Edward Heath. Meskipun masa jabatannya dihadapkan pada keputusan kontroversial, seperti penghapusan susu gratis di sekolah-sekolah, ia tetap berpegang pada prinsip dan kebijakan yang diyakininya. Jabatan ini menandai pertama kalinya ia memegang posisi kabinet, dan memperkuat reputasinya sebagai politikus yang tangguh dan berpendirian.
Tahun-tahun awal karir politik Thatcher mencerminkan kebangkitannya sebagai tokoh penting dalam Partai Konservatif. Dari awal, ia menunjukkan karakteristik yang akan mendefinisikan masa jabatannya sebagai Perdana Menteri: keyakinan pada prinsip-prinsip konservatif, keberanian dalam mengambil keputusan, dan kemampuan untuk menavigasi dalam dunia politik yang kompleks.
Peristiwa Penting Margaret Thatcher
Karir politik Margaret Thatcher mencapai titik puncaknya ketika ia terpilih sebagai pemimpin Partai Konservatif pada tahun 1975, menjadikannya wanita pertama yang memimpin partai politik utama di Inggris. Kemenangannya dalam pemilihan kepemimpinan partai menandai pergeseran signifikan dalam politik Inggris, menempatkannya di jalur untuk menjadi Perdana Menteri. Kepemimpinannya di Partai Konservatif menyoroti ketegasan dan kemampuan kepemimpinannya yang luar biasa.
Pada tahun 1979, Margaret Thatcher terpilih sebagai Perdana Menteri Inggris, menjadikannya wanita pertama yang memegang jabatan tersebut. Pemilihannya sebagai Perdana Menteri tidak hanya bersejarah karena gender, tetapi juga karena pendekatan politiknya yang radikal. Masa jabatannya ditandai dengan serangkaian reformasi ekonomi neoliberal yang bertujuan untuk mengurangi peran pemerintah dalam ekonomi, privatisasi perusahaan-perusahaan milik negara, dan membatasi kekuatan serikat pekerja.
Selama masa jabatannya, Margaret Thatcher menghadapi tantangan signifikan, termasuk resesi ekonomi dan tingkat pengangguran yang tinggi. Meskipun kebijakannya sering kali menimbulkan kontroversi dan menarik kritik, ia tetap berkomitmen pada prinsip pasar bebas dan pengurangan intervensi pemerintah. Kebijakan-kebijakannya, yang kemudian dikenal sebagai ‘Thatcherisme’, telah mengubah struktur ekonomi dan politik Inggris.
Di panggung internasional, Margaret Thatcher dikenal karena hubungan eratnya dengan Presiden AS Ronald Reagan dan pendekatannya yang tegas terhadap Uni Soviet selama Perang Dingin. Ia memainkan peran penting dalam mendukung kebijakan Barat terhadap Uni Soviet, termasuk mendukung pengerahan rudal nuklir di Eropa.
Salah satu peristiwa penting lainnya selama masa jabatannya adalah kemenangan Inggris dalam Falklands War pada 1982. Konflik ini, yang terjadi antara Inggris dan Argentina, meningkatkan popularitas Thatcher dan memperkuat posisinya sebagai pemimpin yang tegas dan berani.
Margaret Thatcher mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri pada 1990, setelah hampir 12 tahun menjabat. Masa jabatannya tidak hanya meninggalkan dampak besar pada politik Inggris, tetapi juga membentuk landasan bagi politik ekonomi di banyak bagian dunia. Kepemimpinannya, penuh dengan keberhasilan dan kontroversi, tetap menjadi topik perdebatan dan studi di kalangan politikus dan sejarawan.
Pencapaian Margaret Thatcher
Selama masa jabatannya sebagai Perdana Menteri Inggris, Margaret Thatcher menerapkan serangkaian kebijakan yang secara signifikan mengubah lanskap politik dan ekonomi negara tersebut. Pencapaian-pencapaiannya, meskipun kontroversial, telah membentuk warisan yang bertahan lama dan memengaruhi politik Inggris dan global.
- Reformasi Ekonomi: Salah satu pencapaian utama Thatcher adalah reformasi ekonomi yang luas. Ia menerapkan kebijakan neoliberal, termasuk pengurangan pengeluaran pemerintah, privatisasi perusahaan negara, dan deregulasi pasar. Kebijakan-kebijakannya membantu memulihkan ekonomi Inggris dari resesi yang parah pada akhir 1970-an dan awal 1980-an. Dalam prosesnya, ia mengubah ekonomi Inggris dari model yang didominasi pemerintah menjadi lebih berorientasi pasar.
- Pengurangan Kekuatan Serikat Pekerja: Thatcher dikenal karena pendekatannya yang tegas terhadap serikat pekerja. Dia berhasil mengurangi kekuatan dan pengaruh serikat pekerja di Inggris, yang ia anggap sebagai penghalang terhadap efisiensi ekonomi dan pertumbuhan. Langkah-langkahnya dalam menangani mogok kerja dan unjuk rasa serikat pekerja, termasuk selama konflik penambang 1984-1985, merupakan momen penting dalam sejarah industri Inggris.
- Kemenangan dalam Falklands War: Thatcher memimpin Inggris melalui Falklands War pada 1982, konflik yang timbul akibat klaim Argentina atas Kepulauan Falkland. Kemenangan Inggris dalam perang ini meningkatkan popularitasnya dan memperkuat citra dirinya sebagai pemimpin yang tegas dan patriotis.
- Peran dalam Perang Dingin: Di panggung internasional, Thatcher dikenal karena perannya dalam Perang Dingin. Hubungannya yang kuat dengan Presiden AS Ronald Reagan dan pendekatannya yang tegas terhadap Uni Soviet, termasuk dukungannya terhadap pengerahan rudal nuklir di Eropa, membantu membentuk kebijakan Barat selama periode kritis ini.
- Pengaruh pada Partai Konservatif: Thatcher secara signifikan mengubah Partai Konservatif, memindahkan partai tersebut ke arah politik pasar bebas dan individualisme. Gaya kepemimpinannya yang tegas dan filosofi politiknya terus mempengaruhi partai hingga hari ini.
- Pengurangan Peran Negara: Ia menganjurkan pengurangan peran negara dalam kehidupan sehari-hari warga, mendorong inisiatif individu dan tanggung jawab pribadi. Kebijakan ini mengubah hubungan antara warga dan pemerintah, dan menetapkan norma baru dalam kebijakan publik Inggris.
- Peningkatan Peran Inggris di Dunia: Thatcher berusaha meningkatkan posisi Inggris di panggung global, memperjuangkan kebijakan luar negeri yang tegas dan aktif, dan meningkatkan pengaruh Inggris di organisasi internasional.
Kematian Margaret Thatcher
Margaret Thatcher, Perdana Menteri wanita pertama Inggris dan salah satu tokoh politik paling berpengaruh di abad ke-20, meninggal pada 8 April 2013, pada usia 87 tahun. Kepergiannya menandai akhir dari sebuah era yang telah secara mendalam mengubah Inggris dan meninggalkan dampak yang tak terhapuskan pada politik global.
Kematian Margaret Thatcher memicu respons yang bervariasi, mencerminkan warisan yang kompleks dan sering kali memecah belah yang ia tinggalkan. Bagi banyak pendukungnya, ia dihormati sebagai pemimpin visioner yang kebijakan-kebijakannya membawa pemulihan ekonomi dan kebanggaan nasional. Namun, bagi kritikusnya, Thatcher dikenang sebagai tokoh yang kebijakan-kebijakannya menimbulkan ketidaksetaraan sosial dan ekonomi. Reaksi terhadap kematiannya di Inggris dan di seluruh dunia menyoroti peran uniknya dalam sejarah modern dan perdebatan yang terus berlangsung tentang dampak kebijakan-kebijakannya.
Upacara pemakamannya dilaksanakan dengan penghormatan militer, mengakui kontribusi dan statusnya sebagai mantan Perdana Menteri. Pemakaman tersebut dihadiri oleh berbagai tokoh politik dan publik dari seluruh dunia, menunjukkan pengaruh dan statusnya di panggung global. Meskipun upacara tersebut dirancang untuk menjadi peristiwa nasional yang menyatukan, reaksi publik yang beragam menggambarkan perpecahan yang masih ada dalam pandangan masyarakat terhadap legacinya.
Dalam mengenang Margaret Thatcher, banyak yang mengacu pada ketahanan, keberaniannya, dan kemampuannya untuk menghadapi tantangan dengan cara yang tidak konvensional. Warisan Thatcher tetap menjadi topik perdebatan yang kuat, dengan banyak orang yang mengagumi kekuatan dan determinasinya, sementara yang lain mengkritik dampak sosial dan ekonomi dari kebijakan-kebijakannya.
Peninggalan Margaret Thatcher
Margaret Thatcher meninggalkan warisan yang mendalam dan bertahan lama dalam politik Inggris dan internasional. Sebagai Perdana Menteri wanita pertama di Inggris, ia tidak hanya memecahkan hambatan gender dalam politik tetapi juga mengubah lanskap ekonomi dan sosial Inggris dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Kebijakan ekonomi Margaret Thatcher, yang dikenal sebagai “Thatcherisme,” membawa perubahan radikal dalam pendekatan pemerintah terhadap ekonomi. Ia menerapkan kebijakan privatisasi, deregulasi, dan pengurangan peran negara dalam ekonomi, yang berkontribusi pada munculnya era baru kapitalisme pasar bebas. Pendekatannya yang berfokus pada pengurangan pengeluaran pemerintah dan penekanan pada inisiatif pribadi telah memengaruhi kebijakan ekonomi di banyak negara.
Margaret Thatcher juga dikenang karena peranannya dalam memperkuat posisi Inggris di panggung internasional. Selama masa jabatannya, ia membangun hubungan erat dengan pemimpin-pemimpin seperti Presiden AS Ronald Reagan, memperkuat hubungan transatlantik, dan berperan aktif dalam mengakhiri Perang Dingin. Kepemimpinannya dalam Perang Falklands memperkuat citranya sebagai pemimpin yang tegas dan patriotis.
Namun, warisan Margaret Thatcher juga mencakup perdebatan dan kontroversi. Kebijakan-kebijakannya sering kali dituduh menimbulkan ketidaksetaraan sosial dan ekonomi yang meningkat, serta melemahkan jaring pengaman sosial. Pendekatannya terhadap serikat pekerja dan kebijakan sosial tetap menjadi subjek perdebatan yang kuat.
Secara politik, Margaret Thatcher telah membentuk Partai Konservatif modern, dengan menggeser fokusnya ke arah neoliberalisme dan pasar bebas. Gaya kepemimpinannya yang tegas dan prinsip-prinsip politiknya masih mempengaruhi partai dan politik Inggris hingga hari ini.
Selain itu, Margaret Thatcher dikenang sebagai tokoh polarisasi. Bagi pendukungnya, ia adalah simbol kekuatan dan perubahan yang diperlukan. Bagi kritikusnya, ia adalah simbol kebijakan yang tidak berperasaan dan pemisahan masyarakat. Terlepas dari pandangan tersebut, tidak dapat disangkal bahwa Thatcher merupakan sosok yang mengubah wajah politik Inggris, membawa dampak yang akan dikenang dan diperdebatkan untuk generasi yang akan datang.
Warisan Margaret Thatcher sebagai pemimpin politik terus mempengaruhi diskusi tentang kebijakan publik, ekonomi, dan peran pemerintah, menjadikannya salah satu tokoh politik paling berpengaruh dan ikonik di abad ke-20.
Fakta Margaret Thatcher
- Pendidikan Kimia: Margaret Thatcher memiliki latar belakang pendidikan dalam kimia. Ia lulus dari Somerville College, Oxford, dengan gelar dalam kimia pada tahun 1947.
- Karir Awal sebagai Ahli Kimia: Sebelum terjun ke politik, Thatcher bekerja sebagai ahli kimia. Salah satu pekerjaannya termasuk penelitian untuk perusahaan pengembang makanan, di mana ia menjadi bagian dari tim yang mengembangkan metode untuk melestarikan es krim.
- Pengacara Paten: Setelah karir awalnya sebagai ahli kimia, Thatcher melanjutkan studi hukum dan menjadi pengacara paten yang berkualifikasi, sebuah langkah yang jarang dilakukan oleh wanita pada waktu itu.
- Perdana Menteri Wanita Pertama di Inggris: Pada tahun 1979, Thatcher menjadi Perdana Menteri wanita pertama di Inggris, sebuah pencapaian bersejarah dalam politik Inggris dan global.
- Masa Jabatan Terpanjang: Dia memegang jabatan Perdana Menteri selama 11 tahun berturut-turut, dari 1979 hingga 1990, menjadikannya pemimpin yang menjabat paling lama di abad ke-20 di Inggris.
- Doktrin Monetaris: Thatcher mengadopsi doktrin monetaris dalam kebijakan ekonominya, yang menekankan pada pengendalian inflasi melalui pengendalian pasokan uang.
- Pengurangan Subsidi Pemerintah: Salah satu kebijakan utama Thatcher adalah mengurangi subsidi pemerintah untuk industri yang tidak menguntungkan, yang berujung pada penutupan banyak tambang batu bara.
- Konflik dengan Serikat Pekerja: Ia terkenal karena konfrontasinya dengan serikat pekerja, terutama selama konflik penambang 1984-1985, yang merupakan salah satu konflik industri paling signifikan di Inggris pada abad ke-20.
- Hubungan dengan Ronald Reagan: Thatcher memiliki hubungan erat dengan Presiden AS Ronald Reagan, berbagi pandangan politik dan ekonomi yang serupa, dan bekerja sama erat selama Perang Dingin.
- Penentang Uni Eropa: Meskipun Thatcher awalnya mendukung keanggotaan Inggris di Komunitas Ekonomi Eropa, ia kemudian menjadi penentang kuat mengenai transfer lebih lanjut kekuasaan ke Uni Eropa.
- Gaya Kepemimpinan: Gaya kepemimpinannya yang tegas dan sering kali tidak kompromi menjadikannya tokoh yang membagi opini, dikenal dengan julukan “Si Wanita Besi”.
- Penghargaan dan Penghormatan: Setelah meninggalkan jabatan Perdana Menteri, Thatcher diberikan gelar bangsawan, menjadi Baroness Thatcher.
- Memoar: Thatcher menulis beberapa buku, termasuk memoarnya “The Path to Power” dan “The Downing Street Years”, di mana ia merinci pandangannya tentang politik dan kebijakan.
- Penyakit dan Kematian: Pada tahun-tahun terakhirnya, Thatcher menderita demensia. Ia meninggal pada 8 April 2013 karena stroke.
Quote
- “Masyarakat tidak akan tercipta jika kita mengabaikan keluarga.”
- “Kuat bukan berarti tidak memiliki kelemahan, tetapi kuat berarti kemampuan untuk tetap berjuang meskipun memiliki kelemahan.”
- “Kebijakan yang baik adalah politik yang baik.”
- “Tidak ada yang akan mengingat pengecut.”
- “Ekonomi adalah metode; tujuannya adalah mengubah jiwa dan semangat manusia.”