Tokoh.co.id – Isaac Newton merupakan salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah ilmu pengetahuan, dikenal sebagai bapak fisika klasik. Kontribusinya yang luar biasa dalam matematika, astronomi, dan fisika, khususnya melalui hukum gravitasi universal dan hukum gerak, telah meletakkan dasar bagi revolusi ilmiah yang mengubah cara kita memahami alam semesta.
Sekilas Tentang Isaac Newton
Isaac Newton, lahir pada 25 Desember 1642, di Woolsthorpe, Lincolnshire, Inggris, adalah sosok yang multidimensional. Ia tidak hanya seorang ilmuwan genial tetapi juga matematikawan, astronom, alkimis, dan teolog. Newton dikenal karena kepribadiannya yang kompleks; ia bisa sangat fokus dan obsesif terhadap pekerjaannya, namun juga terkadang terlibat dalam perseteruan ilmiah yang intens. Karakteristik ini, bersama dengan kecerdasan dan ketekunannya, memungkinkan Isaac Newton untuk membuat beberapa penemuan ilmiah paling penting dalam sejarah. Meskipun ia hidup dalam apa yang sekarang disebut sebagai era ilmu pengetahuan modern awal, karyanya telah bertahan uji waktu, menjadikannya tokoh sentral dalam sejarah ilmu pengetahuan. Kemampuannya untuk menggabungkan matematika dengan ilmu fisika, khususnya melalui karya monumentalnya, “Principia Mathematica,” telah merevolusi cara kita memahami gerakan benda-benda di bumi dan langit.
Kehidupan Awal dan Keluarga Isaac Newton
Isaac Newton dilahirkan hanya beberapa bulan setelah kematian ayahnya, juga bernama Isaac Newton, yang merupakan seorang petani berkecukupan. Tragedi dan kesulitan tidak berhenti di situ; ibunya, Hannah Ayscough Newton, menikah lagi ketika Isaac baru berusia tiga tahun, meninggalkannya untuk dibesarkan oleh neneknya. Meskipun hubungan dengan ibunya menjadi lebih dekat di kemudian hari, masa kecil Newton dipenuhi dengan perasaan ditinggalkan dan kesendirian, yang mungkin mempengaruhi sifat introvertnya dan kecenderungan untuk mengejar studi independen.
Pada usia dini, Newton menunjukkan minat yang kuat terhadap semua bentuk pembelajaran, terutama mekanika dan pembuatan model. Kepintarannya muncul melalui kecintaannya pada buku dan pembuatan alat-alat mekanis kecil, termasuk jam matahari, kincir angin mainan, dan bahkan sebuah model mobil bertenaga mekanik. Pendidikan awal Newton di sekolah dasar di Skillington dan kemudian di The King’s School, Grantham, memperlihatkan bakatnya, walaupun tidak langsung dikenali sebagai luar biasa oleh gurunya atau teman-temannya.
Ketika berusia 17 tahun, ibunya yang menjadi janda untuk kedua kalinya, memanggil Isaac Newton kembali ke Woolsthorpe dengan harapan dia akan menjadi seorang petani. Namun, Newton terbukti tidak memiliki minat atau keahlian dalam pertanian. Kepala sekolah di King’s School dan pamannya, William Ayscough, meyakinkan ibunya agar membiarkan Newton kembali ke sekolah untuk menyelesaikan pendidikannya. Keputusan ini mengubah jalannya hidup Newton, membawanya pada akhirnya ke Universitas Cambridge pada tahun 1661, dimana ia akan mulai membentuk dasar bagi beberapa penemuan ilmiah paling penting dalam sejarah.
Masa kecil dan remaja Newton, penuh dengan kesulitan pribadi dan tantangan, membentuk karakternya yang gigih dan independen. Ketertarikannya pada ilmu pengetahuan, yang didorong oleh rasa ingin tahu yang tak terpuaskan dan kemampuan untuk menghabiskan jam-jam panjang dalam studi soliter, menjadi fondasi bagi kontribusi monumentalnya terhadap ilmu pengetahuan dan matematika.
Masa Kecil dan Pendidikan Isaac Newton
Masa kecil Isaac Newton diwarnai oleh ketertarikannya yang besar terhadap dunia di sekitarnya, sering kali mengeksplorasi dengan menciptakan, membangun, dan mengamati. Meskipun dia menghadapi kesulitan emosional akibat ditinggalkan oleh ibunya pada usia yang sangat muda, dia menemukan pelarian dan ekspresi dalam akademis dan eksperimen sederhana. Di The King’s School, Grantham, Newton dikenal sebagai siswa yang rajin dan cerdas, meskipun tidak secara langsung menonjol. Namun, minatnya pada buku dan belajar, bersama dengan bakat alaminya dalam matematika dan ilmu fisika, mulai menunjukkan diri.
Ketika Isaac Newton kembali ke sekolah setelah gagal menjadi petani, dia mendedikasikan dirinya sepenuhnya kepada studinya. Dalam waktu singkat, dia menjadi salah satu siswa terbaik di sekolahnya, menunjukkan keahlian khususnya dalam bidang matematika. Keterampilan dan dedikasinya terhadap belajar membawanya ke Universitas Cambridge pada usia 19 tahun, di mana dia awalnya mendaftar sebagai ‘sizar’, sebuah status yang memungkinkan dia untuk bekerja sebagai bantuan dalam rangka membayar biaya kuliahnya.
Di Cambridge, Isaac Newton belajar di bawah bimbingan Isaac Barrow, Lucasian Professor of Mathematics, yang dengan cepat mengenali bakat luar biasa muridnya. Selama waktu ini, Newton diperkenalkan kepada karya-karya filosofis dan matematis penting, termasuk karya-karya René Descartes, Galileo Galilei, dan Copernicus. Namun, yang paling signifikan adalah penemuan Newton atas karya Euclid, yang membuka matanya terhadap keindahan dan kekuatan geometri. Selain itu, wabah pes yang menutup universitas selama dua tahun memberi Newton kesempatan untuk bereksperimen dan mengembangkan teori-teorinya sendiri di Woolsthorpe. Periode ini, yang kemudian dikenal sebagai “annus mirabilis” atau tahun ajaib Newton, melihat pengembangan awal dari apa yang akan menjadi hukum gravitasi universal dan kalkulus.
Pendidikan formal Isaac Newton di Cambridge memberikan dasar yang kuat, tetapi eksplorasi independennya terhadap ilmu pengetahuan dan matematika selama dan setelah wabah pes membuktikan menjadi titik balik dalam karirnya. Melalui kecerdasan, rasa ingin tahu, dan ketekunan yang luar biasa, Newton mengembangkan prinsip-prinsip dasar yang akan membentuk fondasi bagi fisika klasik dan matematika modern.
Awal Karir Isaac Newton
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Cambridge, Newton segera memulai perjalanan profesionalnya yang akan mengubah wajah ilmu pengetahuan. Pada tahun 1669, di usia muda 27 tahun, Newton diangkat sebagai Lucasian Professor of Mathematics di Cambridge, posisi yang sangat dihormati dan yang sebelumnya dipegang oleh mentor besarnya, Isaac Barrow. Ini merupakan pengakuan awal atas bakat dan kontribusinya, meskipun penemuan terbesarnya masih ada di depan.
Salah satu kontribusi awal Newton yang signifikan pada periode ini adalah pengembangan teori kalkulus, yang dia sebut “method of fluxions.” Meskipun karyanya dalam kalkulus tidak diterbitkan hingga beberapa tahun kemudian, dan kontroversi atas prioritas penemuan dengan matematikawan Jerman, Gottfried Wilhelm Leibniz, menciptakan perdebatan yang panjang dan sengit, tidak ada keraguan bahwa pendekatan Newton sangat berpengaruh dalam pengembangan matematika.
Selain kalkulus, Newton juga mulai bereksperimen dengan optik selama awal karirnya. Melalui pekerjaannya dengan prisma, dia menunjukkan bahwa cahaya putih sebenarnya terdiri dari spektrum warna, yang bisa dipisahkan dan kemudian digabungkan kembali menjadi cahaya putih. Penemuan ini, yang menantang teori cahaya yang diterima pada waktu itu, diterbitkan dalam karyanya “Opticks” dan meletakkan dasar untuk ilmu optik modern.
Periode awal karir Newton juga ditandai dengan pembuatan teleskop reflektor pertama, yang meningkatkan signifikan kemampuan observasi astronomi. Inovasi ini tidak hanya memperkuat reputasinya sebagai seorang ilmuwan dan penemu tetapi juga sebagai seorang praktisi yang mampu menerapkan teori-teori fisika dalam pengembangan teknologi baru.
Awal karir Newton mencerminkan kombinasi unik dari teori dan praktik, matematika dan fisika, yang akan terus memandu karyanya. Meskipun ia sudah membuat beberapa kontribusi signifikan, terobosan terbesarnya masih akan datang, membuktikan bahwa awal yang menjanjikan hanyalah prasyarat untuk pencapaian yang lebih besar lagi dalam ilmu pengetahuan.
Peristiwa Penting
Salah satu peristiwa paling signifikan dalam karir Isaac Newton terjadi pada tahun 1665 dan 1666, ketika Universitas Cambridge ditutup karena wabah pes. Selama periode isolasi ini di Woolsthorpe Manor, Newton melakukan serangkaian eksperimen dan pemikiran teoretis yang akan membentuk fondasi bagi sebagian besar karyanya di masa mendatang. Dikenal sebagai “annus mirabilis,” atau tahun ajaib, dalam periode ini, Newton meletakkan dasar bagi tiga bidang utama: kalkulus, optik, dan gravitasi.
Newton pertama kali mengembangkan ide-ide dasar kalkulus selama periode ini, sebuah terobosan yang memungkinkan matematikawan dan fisikawan untuk menghitung perubahan. Ini merupakan perkembangan yang sangat penting dalam matematika, memberikan alat yang diperlukan untuk memodelkan sistem fisik yang kompleks dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dalam bidang optik, eksperimennya dengan prisma tidak hanya menunjukkan bahwa cahaya putih terdiri dari spektrum warna, tetapi juga bahwa warna tidak dihasilkan oleh prisma itu sendiri, melainkan merupakan properti intrinsik dari cahaya. Ini menggulingkan teori cahaya yang ada saat itu dan membuka jalan untuk pengembangan teori cahaya baru.
Namun, mungkin yang paling monumental adalah penemuan Isaac Newton tentang gravitasi. Legenda mengatakan bahwa penemuan ini dipicu oleh pengamatan apel yang jatuh dari pohon, meskipun ini mungkin lebih merupakan cerita simbolis daripada peristiwa sebenarnya. Apa yang jelas adalah bahwa Newton mulai mempertanyakan mengapa apel jatuh ke bawah, yang memimpinnya pada konseptualisasi gravitasi sebagai gaya tarik universal. Pengembangan hukum gravitasi universal Newton tidak hanya menjelaskan gerakan apel yang jatuh tetapi juga gerakan planet-planet, memberikan penjelasan pertama yang koheren dan matematis untuk sistem tata surya.
Penerbitan “Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica” (“Principia”) pada tahun 1687 adalah puncak dari periode ini, mengkonsolidasikan hukum gerak dan hukum gravitasi universal Newton. Karya ini tidak hanya menandai puncak karir Newton tetapi juga menjadi salah satu teks paling penting dalam sejarah ilmu pengetahuan, meletakkan dasar bagi fisika klasik.
Peristiwa-peristiwa penting ini, yang banyak terjadi dalam relatif kesendirian, menyoroti kemampuan Newton untuk mencapai pemahaman yang mendalam tentang alam semesta melalui pemikiran teoretis dan eksperimen. Mereka menggarisbawahi bagaimana pengasingan dan konsentrasi dapat mengarah pada wawasan ilmiah yang mendalam, mengubah pemahaman kita tentang dunia.
Pencapaian Isaac Newton
Pencapaian Isaac Newton dalam ilmu pengetahuan adalah monumental dan beragam, membentuk fondasi bagi banyak prinsip dasar fisika dan matematika yang masih diajarkan hingga hari ini. Karyanya mencakup berbagai disiplin ilmu, menunjukkan kegeniusan dan keberagamannya sebagai seorang ilmuwan dan matematikawan.
- Hukum Gerak Newton: Salah satu pencapaian terbesarnya adalah formulasi dari tiga hukum gerak, yang menjadi inti dari mekanika klasik. Hukum-hukum ini menggambarkan hubungan antara gerakan objek dan gaya yang mempengaruhinya, dan masih merupakan prinsip dasar dalam fisika.
- Hukum Pertama (Inersia): Sebuah objek akan tetap diam atau bergerak dalam lintasan lurus dengan kecepatan konstan, kecuali jika dipaksa berubah oleh gaya eksternal.
- Hukum Kedua (Hubungan antara Gaya dan Percepatan): Percepatan sebuah objek sebanding dengan gaya bersih yang diterapkannya, dan berlangsung dalam arah gaya yang diterapkan.
- Hukum Ketiga (Aksi dan Reaksi): Untuk setiap aksi, ada reaksi yang sama dan berlawanan.
- Hukum Gravitasi Universal: Newton juga terkenal dengan formulasi hukum gravitasi universal, yang menjelaskan bahwa setiap partikel materi di alam semesta menarik partikel materi lain dengan gaya yang sebanding langsung dengan produk massa mereka dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antar mereka. Hukum ini tidak hanya menjelaskan mengapa apel jatuh ke bumi tetapi juga bagaimana planet-planet bergerak dalam orbit mereka.
- Kalkulus: Newton adalah salah satu pengembang kunci dari kalkulus, sistem matematika yang memungkinkan ilmuwan untuk menghitung perubahan. Meskipun ada kontroversi dengan Gottfried Wilhelm Leibniz mengenai siapa yang pertama kali mengembangkannya, kalkulus Newton (yang dia sebut “metode fluxions”) telah menjadi alat penting dalam matematika dan ilmu pengetahuan.
- Teori Cahaya dan Warna: Dalam optik, eksperimennya dengan prisma membuktikan bahwa cahaya putih terdiri dari spektrum warna, yang bisa dipisahkan oleh prisma. Penemuannya bahwa cahaya dapat dibagi menjadi warna-warna yang berbeda, dan bahwa warna tersebut berasal dari cahaya itu sendiri, merupakan tonggak dalam teori cahaya dan warna.
- Teleskop Reflektor: Newton merancang dan membangun teleskop reflektor pertama, yang menggunakan cermin untuk mengumpulkan dan memfokuskan cahaya. Ini merupakan perbaikan signifikan terhadap teleskop refraktor yang ada pada masa itu, memungkinkan pengamatan yang lebih tajam tanpa distorsi yang disebabkan oleh lensa.
Pencapaian-pencapaian ini, bersama dengan publikasinya yang berpengaruh seperti “Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica” (sering hanya disebut “Principia”) dan “Opticks,” telah membuat Newton diakui secara luas sebagai salah satu ilmuwan paling berpengaruh sepanjang masa. Pengaruh karyanya terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan matematika modern tidak dapat dilebih-lebihkan, menandai era baru pemahaman rasional dan kuantitatif tentang alam semesta.
Kematian Isaac Newton
Isaac Newton meninggal pada 20 Maret 1727, di usia 84 tahun, di London. Kesehatannya yang sudah menurun beberapa tahun sebelum kematiannya akhirnya membawanya ke ajal. Newton dimakamkan dengan upacara yang pantas untuk seorang pria dari prestisenya di Westminster Abbey, sebuah kehormatan yang jarang diberikan kepada ilmuwan pada zaman itu. Makamnya dihiasi dengan monumen yang menggambarkan keberhasilan ilmiahnya, menandakan pengakuan terhadap kontribusi luar biasanya terhadap ilmu pengetahuan dan matematika.
Pada saat kematiannya, Isaac Newton telah diakui sebagai salah satu pikiran terbesar dalam sejarah, seorang simbol kemajuan intelektual manusia. Pengaruhnya terhadap ilmu pengetahuan tidak hanya bertahan tetapi terus berkembang, dengan karya-karyanya masih menjadi dasar bagi banyak area penelitian modern. Meskipun Newton tidak memiliki keturunan langsung, warisan intelektualnya telah menjadi bagian tak terpisahkan dari fondasi ilmu pengetahuan modern.
Kematian Isaac Newton menandai akhir dari era yang menakjubkan dalam ilmu pengetahuan, tetapi sekaligus awal dari penerapan dan pengembangan lebih lanjut dari prinsip-prinsip yang dia temukan. Hingga hari ini, dia dihormati tidak hanya sebagai seorang ilmuwan revolusioner tetapi juga sebagai simbol pengetahuan dan pencarian tanpa henti untuk memahami alam semesta.
Peninggalan Isaac Newton
Peninggalan Isaac Newton merentang jauh melampaui karya-karya tertulis dan penemuan ilmiahnya. Dia meninggalkan warisan yang telah membentuk kerangka kerja bagi ilmu pengetahuan modern, menginspirasi generasi ilmuwan, matematikawan, dan pemikir. Dampaknya terhadap revolusi ilmiah dan pencerahan memberikan dasar bagi perkembangan teknologi, pemahaman tentang alam semesta, dan pendekatan terhadap penelitian ilmiah.
- Fondasi Fisika Modern: Hukum gerak Newton dan teori gravitasi universal telah menjadi pilar bagi fisika klasik, mengajarkan kita bagaimana benda-benda bergerak di bawah pengaruh gaya. Prinsip-prinsip ini telah diterapkan dalam berbagai konteks, dari rekayasa mesin hingga peluncuran satelit ke ruang angkasa.
- Pengembangan Matematika: Pengenalan kalkulus oleh Newton memberikan alat yang sangat diperlukan untuk ilmu pengetahuan dan teknik, memungkinkan penyelesaian masalah kompleks yang sebelumnya dianggap tak terpecahkan. Kalkulus telah menjadi salah satu cabang matematika yang paling penting, digunakan di hampir semua disiplin ilmiah.
- Revolusi dalam Optik: Teori cahaya dan warna Newton mengubah pemahaman kita tentang optik, mempengaruhi pengembangan alat seperti mikroskop dan teleskop, serta industri seperti fotografi dan sinematografi. Penemuan teleskop reflektor oleh Newton tetap menjadi desain dasar bagi banyak teleskop observasi yang digunakan hari ini.
- Metode Ilmiah: Newton adalah salah satu dari beberapa tokoh penting yang metodologinya membentuk dasar bagi metode ilmiah modern. Pendekatannya yang berdasarkan eksperimen, pengamatan, dan aplikasi matematika dalam memecahkan masalah alam semesta telah menjadi standar dalam penelitian ilmiah.
- Inspirasi bagi Ilmuwan dan Pemikir: Newton telah menjadi figur inspirasional bagi banyak ilmuwan dan pemikir di berbagai era, menunjukkan bagaimana dedikasi terhadap pemahaman alam semesta dapat mengungkap kebenaran yang mendalam dan mendasar. Dia sering dikutip sebagai contoh kejeniusan intelektual, mendorong orang lain untuk mengejar pengetahuan dan inovasi.
- Pendidikan dan Budaya: Pengaruh Newton telah meresap ke dalam pendidikan, di mana karyanya diajarkan sebagai bagian dari kurikulum dasar dalam fisika dan matematika. Dia juga telah menjadi bagian dari budaya populer, sering kali disebut dalam literatur, film, dan media lain sebagai simbol kecerdasan dan penemuan.
Peninggalan Isaac Newton tidak hanya terbatas pada penemuan dan teori spesifik tetapi juga pada cara kita mendekati dan memahami alam semesta. Dia meninggalkan dunia dengan alat untuk mengeksplorasi, memahami, dan memanfaatkan alam semesta dengan cara yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya, membuktikan bahwa keingintahuan manusia dan keinginan untuk memahami adalah kekuatan yang sangat kuat.
Fakta – Fakta Tentang Isaac Newton
Kehidupan dan karier Isaac Newton dipenuhi dengan detail dan anekdot yang menarik, yang beberapa di antaranya kurang dikenal namun sama pentingnya untuk memahami kompleksitas dan kedalaman karakter serta kontribusinya. Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang Newton:
- Kepemimpinan di Royal Mint: Newton tidak hanya berkontribusi pada ilmu pengetahuan dan matematika; dia juga menjabat sebagai Warden dan kemudian Master of the Mint di Royal Mint. Di sana, dia bertanggung jawab atas reformasi mata uang Inggris dan memerangi pemalsuan, menunjukkan ketajaman dan ketegasannya dalam menghadapi kejahatan ekonomi.
- Studi Alkimia: Selain karyanya yang terkenal dalam fisika dan matematika, Newton juga memiliki minat yang mendalam dalam alkimia. Dia menghabiskan banyak waktu mengeksplorasi transformasi kimia dan filosofis, sebuah fakta yang kurang dikenal yang menunjukkan keingintahuannya yang luas terhadap berbagai bidang pengetahuan.
- Perseteruan Ilmiah: Newton dikenal memiliki beberapa perseteruan dengan ilmuwan kontemporer lainnya, yang paling terkenal dengan Gottfried Wilhelm Leibniz atas klaim penemuan kalkulus. Perseteruan ini mencerminkan sisi kompetitif dari komunitas ilmiah pada masa itu dan menunjukkan betapa pentingnya prioritas dan pengakuan dalam dunia akademik.
- Teologi dan Filosofi: Newton juga menulis secara ekstensif tentang teologi dan filosofi, mencoba untuk menyatukan keyakinan religiusnya dengan pemahaman ilmiah tentang alam semesta. Meskipun karya-karya ini tidak sepopuler penemuan ilmiahnya, mereka menawarkan wawasan yang mendalam tentang cara pandangnya yang holistik terhadap alam semesta.
- Karakter Personal: Newton dikenal sebagai individu yang sangat privat dan kadang-kadang sulit untuk bergaul, dengan sedikit teman dekat dan tidak pernah menikah. Kepribadian introvertnya sering kali berkontrasi dengan pencapaiannya yang monumental, menunjukkan bahwa ia lebih memilih dunia ide daripada interaksi sosial.
- Newton dan Apel: Cerita tentang bagaimana Newton terinspirasi untuk merumuskan teori gravitasinya setelah melihat apel jatuh dari pohon adalah salah satu anekdot paling terkenal tentangnya. Meskipun sering diperdebatkan seberapa akurat cerita tersebut, ia tetap menjadi bagian dari legenda yang mengelilingi tokoh ilmiahnya.
- Warisan Ilmiah: Dalam wasiatnya, Newton meninggalkan banyak catatan yang belum dipublikasikan dan karya-karya yang menunjukkan bahwa dia terus menerus mencari dan mempertanyakan pemahaman ilmiah hingga akhir hayatnya. Ini menunjukkan kegigihan dan dedikasi yang tak tergoyahkan terhadap pencarian pengetahuan.
Fakta-fakta ini menggambarkan Isaac Newton tidak hanya sebagai ilmuwan yang brilian tetapi juga sebagai manusia kompleks dengan kekurangan, ketertarikan, dan ambisi yang luas. Warisannya adalah bukti dari kekuatan intelektual manusia dan keinginan abadi untuk memahami lebih dalam dunia di sekitar kita.
Quote
Isaac Newton, dengan pemikiran dan kata-katanya, telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah ilmu pengetahuan. Berikut adalah lima kutipan terkenal dari Newton yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, menawarkan wawasan tentang kebesaran intelektual dan kerendahan hatinya:
- “Jika saya telah melihat lebih jauh, hal tersebut terjadi karena saya dengan berdiri di bahu para raksasa.”Kutipan ini mencerminkan pengakuan Newton terhadap kontribusi para pendahulunya dalam ilmu pengetahuan dan bagaimana karyanya dibangun di atas fondasi yang mereka buat.
- “Saya dapat menghitung gerakan benda langit, tetapi tidak dengan kegilaan orang.”Melalui kata-katanya ini, Newton menyatakan tentang kompleksitas perilaku manusia dibandingkan dengan hukum alam yang dapat diprediksi dan dihitung.
- “Apa yang kita ketahui adalah setetes air; apa yang kita tidak ketahui adalah samudra.”Newton menggunakan metafora ini untuk menekankan besarnya pengetahuan yang belum diketahui dibandingkan dengan apa yang telah dipelajari, merendahkan penemuan ilmiahnya sendiri.
- “Saya tidak membuat hipotesis.”Dengan menyatakan ini, Newton menegaskan pendekatannya yang berbasis pada pengamatan dan eksperimen daripada spekulasi tanpa bukti.
- “Plato adalah teman saya, Aristotle adalah teman saya, tetapi teman terbaik saya adalah kebenaran.”Ini menunjukkan dedikasinya yang tak tergoyahkan terhadap pencarian kebenaran ilmiah, melebihi kesetiaan pada pemikiran para filosof sebelumnya.