Tokoh.co.id – Jane Austen, lahir pada tahun 1775, telah menjadi salah satu tokoh sastra paling berpengaruh di dunia. Karyanya, yang berfokus pada kehidupan kaum muda, khususnya perempuan, dalam masyarakat Inggris abad ke-18 dan awal abad ke-19, menggambarkan dengan tajam tantangan dan konvensi sosial yang dihadapi oleh kaum wanita pada masa itu. Dengan gaya penulisan yang cerdas dan penuh wit, Austen berhasil mengkritik struktur sosial dan gender yang ketat dengan cara yang halus namun kuat. Melalui novel-novel seperti “Pride and Prejudice”, “Sense and Sensibility”, dan “Emma”, ia menghadirkan karakter-karakter yang kompleks dan cerita yang tak lekang oleh waktu, yang hingga kini terus dinikmati oleh pembaca di seluruh dunia. Austen, dengan keahliannya dalam memahat kata-kata, bukan hanya menciptakan karya sastra, tetapi juga memberikan wawasan tentang kehidupan sosial dan hubungan interpersonal dalam masyarakatnya.
Sekilas Tentang Jane Austen
Jane Austen lahir pada 16 Desember 1775 di Steventon, Hampshire, Inggris, sebagai anak ketujuh dari delapan bersaudara. Ayahnya, George Austen, adalah seorang pendeta Anglikan, sementara ibunya, Cassandra Austen, berasal dari keluarga aristokrasi. Lingkungan keluarga Austen yang cerdas dan berpendidikan membentuk latar belakang intelektual yang kaya bagi Jane dan saudara-saudaranya.
Austen dikenal sebagai penulis yang mampu menggambarkan dengan teliti kehidupan kelas menengah dan aturan-aturan sosial yang membingkai kehidupan mereka. Dia memulai kariernya dengan menulis novel-novel yang dianggap terlalu radikal dan berani pada zamannya, karena mengkritik struktur kelas dan gender yang ketat. Namun, kecerdasan, humor, dan pengamatan tajamnya tentang manusia dan masyarakat membuat karya-karyanya bertahan sepanjang zaman.
Kesuksesan Austen sebagai penulis sering kali dikaitkan dengan kemampuannya memadukan realisme dan komedi sosial. Dia memiliki keahlian luar biasa dalam menciptakan karakter-karakter yang realistis dan penuh nuansa, yang memperlihatkan kekuatan dan kelemahan manusia. Karya-karyanya sering mengeksplorasi tema-tema seperti cinta, pernikahan, moralitas, dan status sosial, dengan menggabungkan unsur-unsur romantis, satir, dan komentar sosial.
Meskipun Jane Austen meninggal pada usia relatif muda, 41 tahun, warisan sastranya terus mempengaruhi penulis dan pembaca hingga saat ini, menjadikannya salah satu novelis paling terkenal dan dihormati dalam sejarah sastra Inggris.
Kehidupan Awal dan Keluarga Jane Austen
Jane Austen dilahirkan dalam sebuah keluarga yang cinta akan literatur. Ayahnya, George Austen, selain menjadi pendeta, juga merupakan seorang pengajar yang mengelola sekolah di rumah mereka. Ibunya, Cassandra Austen, dikenal cerdas dan sering bercerita serta membuat puisi. Suasana rumah yang penuh dengan buku dan diskusi literer memberikan pengaruh besar pada perkembangan intelektual dan kreatif Jane.
Keluarga Austen merupakan bagian dari kelas menengah yang berpendidikan. Mereka memiliki hubungan dekat, terutama antara Jane dan saudara perempuannya, Cassandra, yang menjadi teman sekaligus kepercayaan terdekat Jane sepanjang hidupnya. Saudara-saudaranya, terutama James dan Henry, juga mendukung aspirasi sastra Jane, membantunya mengakses literatur dan dunia penerbitan.
Masa kecil Jane di Steventon dipenuhi dengan aktivitas literer. Ia sering melakukan pembacaan bersama keluarganya, dan hal ini mendorongnya untuk mulai menulis sejak usia dini. Austen mulai menulis cerita, puisi, dan drama sebagai hiburan keluarga. Karya-karya awalnya, yang kemudian dikenal sebagai “Juvenilia”, menggambarkan kemampuannya yang luar biasa dalam mengamati dan menirukan gaya literatur yang beragam.
Dalam keluarganya, pendidikan dianggap sangat penting. Meskipun pendidikan formal bagi perempuan pada masa itu tidaklah umum, Jane dan Cassandra dikirim ke sekolah di Oxford dan kemudian di Southampton. Pengalaman ini, meskipun singkat karena masalah kesehatan dan keuangan, memberikan wawasan tambahan bagi Jane tentang dunia di luar Steventon.
Keuangan keluarga Austen tidak selalu stabil. Meskipun mereka termasuk kelas menengah terpelajar, mereka bukanlah keluarga kaya. Hal ini sering kali terlihat dalam karya Austen, di mana ia menggambarkan kehidupan kelas menengah dengan realistis, termasuk tantangan finansial yang mereka hadapi.
Austen juga mengalami beberapa kali pindah rumah. Pada tahun 1801, keluarganya pindah ke Bath, sebuah perubahan yang awalnya tidak disukai Jane. Setelah kematian ayahnya pada tahun 1805, mereka mengalami kesulitan keuangan dan pindah beberapa kali, termasuk ke Southampton dan akhirnya ke Chawton di Hampshire, tempat Jane menghabiskan tahun-tahun terakhir hidupnya.
Di Chawton, Jane menemukan kembali kestabilan dan kedamaian yang memungkinkannya berkonsentrasi pada pekerjaan menulisnya. Di sini, dia menyelesaikan sebagian besar karya utamanya dan melakukan revisi atas karya-karya sebelumnya.
Secara keseluruhan, kehidupan awal dan keluarga Jane Austen memberikan gambaran tentang latar belakang dan pengaruh yang membentuknya menjadi seorang penulis yang ulung. Pengalaman-pengalamannya, baik dalam keluarga maupun dalam perjalanannya, secara mendalam mempengaruhi cara dia memandang dunia dan mencerminkannya dalam karyanya.
Masa Kecil dan Pendidikan Jane Austen
Masa kecil Jane Austen dipenuhi dengan kegiatan yang menstimulasi kreativitas dan inteleknya. Lahir di sebuah desa pedesaan di Steventon, Hampshire, Jane tumbuh dalam lingkungan yang kondusif untuk mengembangkan imajinasi dan kecintaannya pada literatur. Kehidupan keluarga Austen yang harmonis dan penuh dengan kegiatan literer menjadi ciri khas masa kecilnya.
Dari usia muda, Jane dan saudara-saudaranya didorong untuk membaca, bermain, dan mencipta. Mereka sering mengadakan pertunjukan teater di rumah, di mana Jane berpartisipasi baik sebagai penulis skenario maupun aktor. Kegiatan-kegiatan semacam ini tidak hanya menghibur tetapi juga membantu mengasah kemampuan narasi dan dramatisasi Jane, yang kelak terlihat dalam karya-karyanya.
Pendidikan formal Jane dimulai di sekolah di Oxford yang dijalankan oleh sepupunya, Mrs. Ann Cawley. Di sana, dia belajar bersama saudara perempuannya, Cassandra. Kemudian, mereka pindah ke sekolah di Southampton dan akhirnya ke Abbey School di Reading. Meskipun masa pendidikannya tidak terlalu lama karena masalah kesehatan dan keuangan, Jane memiliki akses ke perpustakaan yang luas di rumah, yang memungkinkan dia untuk terus belajar secara mandiri.
Jane sangat tertarik pada karya-karya klasik dan kontemporer. Ia rajin membaca dan sering kali melakukan diskusi literatur dengan ayah dan saudara-saudaranya. Pengaruh dari pembacaan ini terlihat dalam kecenderungan dan gaya tulisannya yang kemudian hari. Austen terutama terpengaruh oleh penulis seperti Samuel Johnson, William Cowper, dan penulis wanita seperti Fanny Burney dan Maria Edgeworth.
Selama masa remajanya, Jane mulai menulis dengan lebih serius. Dia menciptakan karya-karya awalnya, yang kemudian dikenal sebagai “Juvenilia,” yang mencakup cerita pendek, sketsa, dan drama. Karya-karya ini menunjukkan kecerdasan, humor, dan kritis sosial yang menjadi ciri khas tulisannya di kemudian hari.
Pendidikan Jane juga dipengaruhi oleh lingkungan sosial di mana dia hidup. Kelas menengah yang berpendidikan pada masa itu memiliki nilai-nilai sosial dan moral tertentu yang sering kali dieksplorasi dan kadang dikritik dalam tulisan Austen. Pengamatannya terhadap etiket, hubungan antar kelas, dan dinamika sosial dalam komunitasnya memberi wawasan mendalam pada tulisannya.
Meskipun Jane tidak menerima pendidikan formal yang panjang, kemampuannya untuk mengamati, menganalisis, dan mengekspresikan kehidupan sosial di sekitarnya sangat luar biasa. Kombinasi dari pendidikan di rumah, pengalaman di sekolah, serta lingkungan keluarga yang mendukung menciptakan fondasi bagi Jane untuk menjadi salah satu novelis terkemuka di masanya.
Awal Karir Jane Austen
Awal karir Jane Austen sebagai penulis dimulai dalam lingkungan keluarganya di Steventon. Di sini, ia mengembangkan gaya tulisannya yang unik melalui cerita-cerita pendek, puisi, dan drama yang ia tulis untuk hiburan keluarganya. Karya-karya awal ini, yang kemudian dikumpulkan dalam “Juvenilia”, menunjukkan kecerdasan, humor, dan pandangan kritisnya terhadap masyarakat.
Pada tahun 1795, Austen mulai menulis “Elinor and Marianne”, yang kemudian berevolusi menjadi novel “Sense and Sensibility”. Karyanya ini mengeksplorasi dinamika hubungan keluarga dan sosial melalui perspektif dua saudara perempuan dengan kepribadian yang berlawanan. Novel ini, meskipun baru diterbitkan pada tahun 1811, menandai langkah awal Austen dalam dunia sastra.
Tak lama setelah itu, Austen mulai bekerja pada “First Impressions”, yang nantinya menjadi “Pride and Prejudice”, salah satu karyanya yang paling terkenal. Novel ini, yang menyoroti prasangka dan kesalahpahaman dalam hubungan antar manusia, juga menunjukkan keahlian Austen dalam menciptakan dialog yang cerdas dan karakter-karakter yang berlapis.
Selama awal kariernya, Austen menghadapi tantangan dalam menerbitkan karyanya. Industri penerbitan pada masa itu didominasi oleh laki-laki, dan seringkali karya-karya wanita tidak diperlakukan dengan serius. Austen awalnya menerbitkan karyanya secara anonim atau dengan menggunakan nama samaran. Namun, ia tetap berkomitmen pada tulisannya dan terus mengembangkan gaya yang menjadi ciri khasnya.
Karya-karya awal Austen tidak langsung mendapat perhatian luas, tetapi perlahan mulai diakui karena kedalaman dan keaslian penggambaran karakter serta pengamatan sosialnya. Dengan perpaduan antara realisme, ironi, dan komedi, Austen berhasil menciptakan suatu bentuk novel yang baru dan memikat, yang mengubah pandangan masyarakat terhadap literatur yang ditulis oleh wanita.
Peristiwa Penting Jane Austen
Sepanjang hidupnya, Jane Austen mengalami beberapa peristiwa penting yang berdampak besar pada kariernya sebagai penulis dan kehidupannya secara pribadi. Peristiwa-peristiwa ini tidak hanya membentuk karyanya, tetapi juga memberikan wawasan tentang masyarakat dan norma-norma sosial pada masanya.
Salah satu peristiwa penting dalam hidup Austen adalah pindahnya keluarganya dari Steventon ke Bath pada tahun 1801. Perpindahan ini membawa perubahan besar dalam kehidupan Jane, memberinya kesempatan untuk mengalami kehidupan sosial di kota yang lebih besar dan beragam. Meskipun awalnya Jane kesulitan menyesuaikan diri dengan perubahan ini, pengalaman di Bath memberinya inspirasi dan latar belakang yang berbeda untuk beberapa karyanya.
Kematian ayahnya pada tahun 1805 adalah peristiwa berikutnya yang signifikan. Kematian George Austen menyebabkan masalah keuangan bagi keluarga dan memaksa mereka untuk pindah beberapa kali. Masa-masa sulit ini memperlihatkan ketangguhan dan kemandirian Jane, serta memberinya perspektif yang lebih dalam tentang tantangan yang dihadapi oleh wanita dalam masyarakatnya.
Pada tahun 1809, Austen bersama ibu, saudara perempuannya, dan teman mereka Martha Lloyd, pindah ke Chawton, di sebuah rumah yang disediakan oleh saudaranya Edward. Di Chawton, Jane menemukan ketenangan dan stabilitas yang memungkinkannya untuk berkonsentrasi pada menulis. Di sini, ia menyelesaikan sebagian besar novel-novel utamanya, termasuk revisi atas “Pride and Prejudice”, “Sense and Sensibility”, serta penulisan “Mansfield Park” dan “Emma”.
Selama masa hidupnya, Austen juga mengalami beberapa kisah cinta yang tidak berujung pada pernikahan. Salah satunya adalah hubungannya dengan Tom Lefroy pada tahun 1795, yang banyak diyakini sebagai inspirasi untuk beberapa karakter pria dalam novel-novelnya. Walaupun hubungan ini tidak berlanjut, pengalaman ini memberi Austen perspektif mendalam tentang cinta dan hubungan.
Pengakuan dan keberhasilan Austen sebagai penulis mulai berkembang di akhir hidupnya. Meskipun dia tidak pernah menikah dan hidup dalam keadaan finansial yang tidak selalu stabil, komitmen dan dedikasinya pada sastra membuahkan hasil. Karya-karyanya mulai dikenal dan dihargai, meskipun pengakuan penuh atas genialitasnya baru benar-benar terwujud setelah kematiannya.
Peristiwa-peristiwa ini memberikan gambaran tentang tantangan dan pencapaian yang dihadapi oleh Jane Austen, serta membentuk karya-karya yang kini dianggap sebagai klasik literatur dunia.
Pencapaian Jane Austen
Pencapaian Jane Austen sebagai penulis bukan hanya penting dalam konteks sastra Inggris, tetapi juga dalam sejarah sastra dunia. Meskipun hidupnya relatif singkat dan hanya menerbitkan enam novel utama selama hidupnya, dampaknya terhadap sastra tidak terukur.
- Pengaruh dalam Sastra Realis: Austen dianggap sebagai salah satu pelopor genre realisme dalam sastra. Karyanya yang detil dalam menggambarkan kehidupan sehari-hari, karakter-karakter yang mendalam, dan dialog yang cerdas, memberikan sumbangan besar dalam perkembangan novel modern. Gaya penulisannya yang menggabungkan narasi dengan dialog memungkinkan pembaca untuk lebih mendalami pikiran dan perasaan karakter.
- Kritikus Sosial dan Gender: Austen menggunakan novelnya sebagai alat untuk mengkritik struktur sosial dan peran gender pada zamannya. Dia sering kali menyoroti keterbatasan yang dihadapi wanita dalam masyarakat yang patriarki. Melalui karakter-karakternya, Austen mengeksplorasi tema-tema seperti pernikahan, kekayaan, dan moralitas dengan cara yang mencerahkan dan sering kali satir.
- Karya yang Abadi: Novel-novel Austen seperti “Pride and Prejudice”, “Sense and Sensibility”, “Mansfield Park”, “Emma”, “Northanger Abbey”, dan “Persuasion” tetap populer hingga hari ini. Karya-karyanya telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan diadaptasi menjadi film, serial televisi, dan bahkan karya teater.
- Inspirasi bagi Penulis Lain: Austen telah menginspirasi banyak penulis, baik selama hidupnya maupun setelahnya. Cara ia menggambarkan karakter dan konflik internal mereka telah menjadi model bagi banyak novelis yang datang setelahnya. Pengaruhnya terlihat pada karya penulis seperti Charles Dickens, George Eliot, dan Virginia Woolf.
- Pengakuan Pasca Kematian: Meskipun Austen hanya sedikit diakui saat hidup, reputasinya tumbuh secara signifikan setelah kematiannya. Pada abad ke-20, kritikus dan akademisi mulai serius mempelajari karyanya, menegaskan posisinya sebagai salah satu penulis terbesar dalam bahasa Inggris.
- Perubahan Naratif Sosial: Melalui karyanya, Austen membuka jalan bagi pembahasan lebih luas mengenai hak-hak wanita dan kesetaraan gender. Novel-novelnya, yang secara halus mengkritik norma-norma sosial, memberikan kontribusi pada perubahan sikap terhadap peran wanita di masyarakat.
- Kesetaraan dalam Sastra: Austen membantu membuka jalan bagi penulis wanita lainnya untuk diakui dalam kanon sastra. Dia membuktikan bahwa penulis wanita dapat menciptakan karya sastra yang mendalam, berpengaruh, dan abadi.
Kematian Jane Austen
Jane Austen meninggal pada 18 Juli 1817 di Winchester, pada usia 41 tahun. Penyebab pasti kematiannya belum sepenuhnya dipahami, namun beberapa ahli menduga bahwa ia mungkin menderita penyakit seperti Addison, sebuah gangguan endokrin, atau Hodgkin’s lymphoma, sebuah jenis kanker. Pada bulan-bulan terakhir hidupnya, kondisi kesehatannya memburuk secara signifikan, menghentikan kemampuannya untuk menulis.
Kematian Austen meninggalkan dampak yang mendalam, tidak hanya bagi keluarganya tetapi juga bagi dunia sastra. Meskipun saat itu ia belum mendapatkan pengakuan penuh atas karyanya, kematiannya menandai kehilangan seorang penulis yang karya-karyanya akan terus berdampak besar pada generasi mendatang. Austen dimakamkan di Katedral Winchester, sebuah penghormatan yang menggambarkan tingkat penghargaan yang ia terima, bahkan pada masa-masa awal setelah kematiannya.
Peninggalan Jane Austen
- Karya-karya Utama: Jane Austen meninggalkan enam novel utama – “Pride and Prejudice”, “Sense and Sensibility”, “Mansfield Park”, “Emma”, “Northanger Abbey”, dan “Persuasion”. Setiap novel ini tidak hanya menawarkan cerita yang menarik tetapi juga memberikan komentar sosial yang tajam dan pengamatan psikologis yang mendalam. Karya-karyanya terus dicetak ulang dan dinikmati oleh pembaca di seluruh dunia.
- Influensi dalam Literatur: Jane Austen telah mempengaruhi banyak penulis, dari generasi kontemporer hingga penulis modern. Gaya penulisannya, yang menggabungkan humor, ironi, dan pengamatan tajam terhadap etika dan moralitas, telah menjadi inspirasi bagi banyak penulis yang mencari untuk mengeksplorasi tema-tema serupa dalam karya mereka.
- Adaptasi Karya: Karya Jane Austen telah diadaptasi berkali-kali dalam berbagai bentuk, termasuk film, serial televisi, drama panggung, dan bahkan novel grafis. Film seperti “Pride and Prejudice” (2005) dan serial seperti “Bridget Jones’s Diary”, yang terinspirasi dari novel Austen, menunjukkan daya tarik lintas zaman dari ceritanya.
- Pengaruh pada Pendidikan dan Studi Sastra: Jane Austen menjadi subjek studi akademis yang luas. Novel-novelnya diajarkan di sekolah dan universitas di seluruh dunia, tidak hanya sebagai contoh sastra klasik tetapi juga sebagai alat untuk memahami sejarah sosial, gender, dan budaya.
- Perubahan Sosial dan Gender: Karya Jane Austen telah membantu membuka percakapan tentang peran gender dan kelas sosial. Dengan menampilkan wanita sebagai karakter utama yang kompleks dan berlapis, ia memberikan wawasan tentang kehidupan dan tantangan yang dihadapi wanita pada masanya.
- Austen dalam Budaya Populer: Jane Austen dan karyanya tetap relevan dalam budaya populer. Klub buku, festival sastra, dan komunitas penggemar yang didedikasikan untuk Austen menunjukkan daya tarik berkelanjutan dan pengaruh budaya yang luas.
- Warisan dalam Feminisme: Jane Austen dihormati sebagai salah satu tokoh awal dalam sejarah feminisme. Meskipun tidak secara eksplisit menyuarakan agenda feminis, pandangan dan penulisan Austen tentang wanita dan keterbatasan sosial mereka memberi kontribusi pada pemahaman tentang kesetaraan gender.
Fakta – Fakta Tentang Jane Austen
- Karya Awal yang Diterbitkan Anonim: Novel pertama Jane Austen yang diterbitkan, “Sense and Sensibility” (1811), diterbitkan secara anonim. Pada saat itu, menjadi penulis wanita sering kali dianggap tidak pantas, sehingga banyak penulis wanita memilih untuk tidak mengungkapkan identitas mereka.
- Revisi Berulang kali: Jane Austen terkenal karena merivisi karya-karyanya berkali-kali sebelum merasa puas untuk menerbitkannya. “Pride and Prejudice”, misalnya, mengalami beberapa revisi selama bertahun-tahun sebelum akhirnya diterbitkan pada tahun 1813.
- Kehidupan Pribadi yang Sangat Pribadi: Jane Austen sangat menjaga kehidupan pribadinya. Banyak surat-suratnya yang dihancurkan oleh keluarganya setelah kematiannya, sehingga membuat banyak aspek kehidupan pribadinya tetap menjadi misteri.
- Penerimaan Kritis Awal yang Beragam: Meskipun karya Jane Austen sekarang dihargai secara luas, penerimaan kritis terhadap karya-karyanya pada masa hidupnya bervariasi. Beberapa mengkritiknya karena dianggap terlalu berfokus pada detail kecil kehidupan sehari-hari.
- Penghasilan dari Penulisannya: Jane Austen tidak banyak menghasilkan uang dari penulisannya selama hidupnya. Penghasilannya dari buku-bukunya tidak cukup untuk memberikan kebebasan finansial.
- Tidak Menikah dan Hubungan yang Tidak Terungkap: Jane Austen tidak pernah menikah. Dia memiliki beberapa hubungan romantis yang diketahui, tetapi detailnya masih menjadi subjek spekulasi dan minat yang besar.
- Pengaruh dari Saudara Laki-lakinya: Saudara laki-lakinya, Henry Austen, merupakan pendukung kariernya dan sering bertindak sebagai agen sastranya.
- Karya yang Belum Selesai: Jane Austen meninggalkan beberapa karya yang belum selesai pada saat kematiannya, termasuk “Sanditon”, yang telah menarik banyak perhatian dan spekulasi dari para penggemarnya.
- Pengakuan Pasca Kematian: Jane Austen mendapatkan pengakuan yang lebih luas dan kritis setelah kematiannya, dengan karyanya yang semakin dihargai seiring berjalannya waktu.
- Pengaruh pada Penulisan Wanita: Jane Austen dianggap sebagai salah satu figur utama dalam sejarah penulisan wanita. Dia membuka jalan bagi penulis wanita lainnya untuk diterima dan dihargai dalam bidang sastra.
- Penggemar Setia: Jane Austen memiliki basis penggemar yang setia dan aktif, dikenal sebagai “Janeites”, yang merayakan dan mempelajari karyanya hingga hari ini.
- Adaptasi Kontemporer: Karya-karyanya telah menginspirasi banyak adaptasi modern, termasuk film dan novel yang mengambil karakter dan plotnya dan mengadaptasinya ke dalam konteks kontemporer.
Quote
- “Tidak ada yang lebih menipu daripada penampilan.” – Pride and Prejudice
- “Kesempurnaan bukanlah hal yang kecil, tetapi akumulasi dari banyak hal kecil yang disatukan.” – Emma
- “Adalah tugas kita untuk menghargai dan mengagumi semua yang indah dan luar biasa dalam dunia.” – Sense and Sensibility
- “Kata-kata manusia mungkin berbohong, tetapi tidak dengan tindakan.” – Mansfield Park
- “Buku adalah teman yang tidak akan pernah mengecewakan.” – Northanger Abbe